Lihat ke Halaman Asli

Kholik

Orang Kampung yang pengin bisa nulis

Filosofi Uang Seribuan dan Seratus Ribuan

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Semua orang pasti tahulah bedanya uang seribuan dan seratus ribuan. Dari segi nominalnya saja sudah jelas-jelas berbeda banget, begitu juga dari gambarnya. Adapun persamaannya adalah keduanya sama-sama dicetak di PERURI dengan bahan dan alat-alat yang oke. Pertama kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu sama-sama bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik. Namun, dari persamaan dan perbedaan tersebut, ternyata keduanya memiliki filosofi yang belum diketahui oleh khalayak ramai. Okekslah kalau begitu, tak perlu lama berbelit belit. Mari kita simak kisah Sobirin dan Sukiman tentang filosofi uang seribuan dan seratus ribuan berikut ini.

Suatu sore, dengan lagak macam orang kaya, Sobirin tengah leyeh-leyeh di beranda rumahnya ditemani secangkir kopi dan sepiring ubi rebus. Beberapa saat kemudian datanglah Sukiman, karibnya sedari kecil yang kehidupan ekonominya selalu minus.

“Rin kamu tahu nggak makna gambar dari uang seribuan dan seratus ribuan?” Tanya Sukiman seraya tangannya merembet menuju ke arah piring berisikan ubi rebus.

“Maknanya ya agar kita selalu inget sama pahlawan-pahlawan kita Man” Jawab Sobirin penuh percaya diri

“Bukan itu Rin” sela Sukiman

“Lantas apa Man???”

“Ternyata PERURI pinter juga ya mensinkronkan gambar dengan nilai mata uang”

“Maksudnya???”

“Kalo uang seribuan kan bergambar Patimura. Ente tahu kan kalau Patimura itu pahlawan pada masa-masa Inonesia belum meredeka”

“Ya, ..terus”

“Nah, kalo seratus ribuan kan bergambar pak karno, dan ente tentu tahu dong kalo Pak Karno kan pahlawan yang memproklamirkan berdirinya bangsa ini”

“Ya terus ..apa maknanya?? Jangan muter muter dong!!!”

“ Ya maknanya gini, kalo di dompet kita itu isinya berbaris patimura berarti kita ini belum merdeka man, dan kalo isinya Sukarno berbaris rapi berarti kita ini sudah merdeka Man”

“Waduh … bisa juga ente “ Tukas Sobirin seraya mengecek isi dompetnya, dan di dalamnya dijumpai sepuluh lembaran patimura bebaris rapi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline