Beberapa bulan yang lalu saya bertemu sahabat saya bernama Acep (bukan nama sebenarnya), dia adalah teman saya waktu SMP dulu, acep tinggal di sebuah perkampungan di salah satu desa yang ada di Kecamatan Cibarusah Bekasi.Saya memahami memang tempat tinggal Acep cukup jauh dari jalan raya, apa lagi pada saat itu Cibarusah belum ramai seperti sekarang. Untuk sampai ke jalan raya Acep bersama teman-teman sekampungnuya harus jalan kaki cukup jauh.
Beberapa bulan yang lalu saya tidak sengaja bertemu dengan dia di salah satu acara seminar pendidikan, saya cukup terkejut, mau apa bocah kampung ini di acara seminar,betapa kagetnya lagi ketika saya melihat di bajunya bertuliskan Acep Suryana.M.Pd, padahal yang saya tahu mana ada di daerah kampungnya orang yang sekolah tinggi, maaf, karena saya melihat secara ekonomi warga di kampungnya dan termasuk Acep sendiri adalah tergolong orang-orang yang sederhana bahkan bisa dikatakan miskin. Penampilan Acep kini juga berubah menjadi lebih rapi di banding dulu yang maaf dekil dan kumel (Sory yah Cep...he..he..).
Acep Tukang Angon Sapi yang Jadi Master Pendidikan
Apakah anda tahu siapa acep itu? Kenapa saya terkaget-kaget dengan nya?
Acep yang saya tahu beberapa tahun yang lalu adalah seorang anak kampung yang biasa-biasa saja dan terkesan sangat kampungan dan dekil, pada masa sekolah SD dan SMP Acep juga tak terlalu hebat bahkan tak terlihat menonjol dari segi kepintaran atau bakat apapun. Ya.. bisa dikatakan nasib acep paling sama dengan anak muda kampung yang lainnya, paling-paling jadi "Tukang kuli bongkar Bata Merah" maklum Cibarusah adalah salah satu Kecamatan produksi bata merah terbesar di Jabotabek.Acep pada masa-masa sekolah SD dan SMP adalah seorang "Tukang Angon Sapi", kegiatan ini ia lakuakn selepas sekolah , setiap hari Acep mengembala sapi milik bapak-nya di sawah sambil berladang, bapak dan Ibu Acep adalah seorang petani yang tidak pernah sekolah bahkan membaca dan menulis saja tidak bisa.
Apa Rahasianya Tukang Angon Sapi Itu Jadi Master?
Setelah selesai seminar sambil melepas kangen saya berbincang-bincang dengan dia, "Cep g'mana caranya kamu bisa jadi master pendidikan dan apa kerjamu sekarang?". Acep dengan semangat menceritakan kisahnya, yah..saya tahu dia adalah orang yang memiliki semangat juang yang tinggi. Dari ceritanya saya bisa menyimpulkan, bahwa apa yang menjadikan ia kini adalah "Semangat dan Keyakinannya untuk menjadi seorang Ilmuan di dorong oleh ridho orang tua dan doa-doa nya kepada Sang Maha Pencipta". Asep adalah seorang anak kampung yang perlu kita contoh ke gigihan-nya dalam mengapai cita-cita untuk merubah diri menjadi manusia lebih baik, dia tidak mau memiliki nasib yang sama dengan kawan-kawan sekampungnya yang hanya jadi tukang kuli dan pengangguran. Acep menyelesaikan kuliah S1 dan S2-nya dengan modal nekat tanpa berpikir biaya yang ia miliki, Acep hanya memiliki "Semangat,Keyakinan,kegigihan untuk meraih Sukses". Catatan terakhir yang saya bisa ambil darinya bahwa kesuksesannya kini juga di dukung oleh modal kemandirian dan pribadinya yang kuat yaitu dia aktif dalam kegiatan berorganisasi sehingga membuat ia tahan banting dalam menghadapi badai kehidupan, dia bekerja menjadi guru honor dan bekerja apapun yang penting halal, untuk mebiayai kehidupan dan kuliahnya di Negeri Perantauan.
Setelah saya bertemu dengan Acep, saya meyakinkan diri bahwa ternyata setiap orang punya kesempatan yang sama untuk menjadi orang yang "Besar" seperti Acep yang kini sudah menjadi Master Pendidikan dan berakitivitas sebagai dosen, tanpa memandang ia dari golongan apapun. Bahkan orang-orang seperti Acep yang punya kegigihan dan Semangat bisa lebih berhasil dari orang-orang kaya. Semangat dan kemandirian yang membuat acep kini menjadi salah satu inspirasi besar bagi anak-anak kampung yang lainnya. Selamat berjuang sahabatku ku tunggu karya-karya terbaikmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H