[caption id="attachment_337344" align="alignleft" width="720" caption="Screen Shoot Film Finding Srimulat di Akhir Film"][/caption]
Menonton film finding srimulat yang telah rilis berbulan-bulan yang lalu, awalnya sangat menarik ditonton. Awal membangun karir seorang pemuda bernama Adi yang gagal karena ide-ide briliantnya dicuri oleh kawannya sendiri, lalu ditengah ke-frustasian-nya ia menemukan sebuah ide yang didapat secara tak sengaja, itu merupakan awal jalur cerita yang sebenarnya akan disajikan dalam film ini.
Ceritanya sungguh miris terbawa haru, melihat tokoh-tokohnya bisa memerankan karakternya sebagai orang tradisional yang sederhana dengan normal seperti sebuah cerita kehidupan yang nyata. Bagaimana para (eks) pelawak srimulat dalam film ini yang sudah enggan untuk bermain di srimulat lagi. Tapi karena gesture dan penjiwaan seorang Adi yang benar-benar concern dan peduli dengan srimulat ia bisa merangkul satu per satu para (eks) pelawak-pelawak srimulat tersebut untuk kembali ke panggung komedi.
Ceritanya menarik karena perjuangan Adi yang diperankan oleh Reza Rahadian sangat mulus ia perankan sebagaimana peran-peran lain yang pernah ia bawakan seperti tokoh Habibie dalam film Habibi dan Ainun. Ia bisa membuat dirinya berperan secara natural sebagaimana seorang yang benar-benar cinta terhadap srimulat, bahkan sejak ia kecil. Dan satu-satunya motivasi terkuat dalam dirinya untuk mengajak srimulat tampil lagi diatas panggung sebagai cita-cita terdalam dari dirinya adalah foto dirinya bersama keluarganya bersama para pemeran srimulat.
Cerita menjadi antiklimaks ketika ternyata donatur yang hendak membiayai srimulat manggung meninggal secara tiba-tiba. Harapan dan cita-cita seorang Adi untuk mewujudkan mimpi-mimpinya sedikit luntur. Namun ia tetap optimis, dan disaat seperti itulah tokoh Icha yang berperan sebagai sahabat yang sangat peduli terhadap Adi datang untuk memberi bantuan. Namun bantuan tersebut pada akhirnya malah menawarkan keputus-asaan yang mendalam pada diri Adi dan membawa alur cerita pada klimaksnya.
Bagaimana tidak, karena ternyata bantuan yang ditawarkan Icha sahabatnya tersebut adalah mendatangkan donatur baru yang tak lain adalah Jolim kawan lamanya yang mencuri dan menjual ide-ide briliantnya sewaktu bekerja di kantor bersama. Dengan berbagaipenawaran apapun Adi tetap menolak untuk menerima bantuan tersebut karena baginya Jolim bukan hanya seorang pencuri karya orang lain untuk kepentingan diri sendiri, tapi juga seorang yang datang bila ada keuntungan dan pergi ketika rugi; bukan tipe seorang kawan sejati. Bahkan biarpun sampai pertunjukan yang tinggal beberapa jam lagi gagal karena tak ada dana untuk melunasi DP, dan satu-satunya harapan saat itu hanyalah Jolim tetap, ia bersikukuh menolaknya. Dan akhirnya memilih membatalkan pertunjukan.
Namun ditengah keputus-asaannya yang sebenar-benarnya putus asa, para pelawak srimulat yang sejak awal sudah melihat kegigihan Adi untuk membawa kembali srimulat ke atas panggung bersedia berbesar hati Adi sebagaimana orang tua menasehati anaknya dengan lembut. Tokoh mamik (Mamik Prakoso yang hari ini telah wafat) dan teman-teman srimulat yang lainnya membesarkan hati Adi bahwa kegigihannya untuk membawa drama komedi srimulat yang tidak populer di tengah kehidupan modern ke atas panggung hiburan lagi adalah hal yang lebih besar daripada srimulat itu sendiri.
Diujung tanduk kegagalan rencananya untuk mementaskan srimulat diatas panggung itulah akhirnya terasa setengah hati di film tersebut, srimulat berhasil manggung. Ditengah gonjang-ganjing pendanaan yang tidak berhasil, belum lagi istrinya yang sedang hamil tua tidak mengetahui bahwa dirinya telah menghabiskan dana persalinan istrinya tersebut untuk acara manggung srimulat membuat kesan bahwa seolah-olah film tersebut telah dikonsep sebagai suatu rencana gagal.
Ditengah pentas srimulat dan ketika itu Adi ikut pula tampil sebagai tokoh pembantu, Istrinya, Lin tanpa sepengetahuannya datang. Dengan perasaan berat dan tidak menyangka bahwa ternyata perhatian suaminya lebih besar kepada srimulat daripada dirinya yang tengah hamil tua, ia mendatangi Adi di atas panggung dari kursi penonton dan menyampaikan seluruh kekesalannya di atas panggung. Dengan penuh emosi yang tak terbendung setelah selama 2 minggu terakhir masa kehamilannya tanpa perhatian seorang suami, ditambah kepergiannya untuk sesuatu yang menurutnya tidak bisa diterima akal, ia sampaikan semua keluh-kesahnya hingga seluruh penonton terdiam tak bersuara. Pementasan tersebut benar-benar telah gagal dari rencana.
Tapi apa kata para penonton, mereka malah seolah melihat sebuah drama sandiwara yang memang dibuat-buat untuk membuat sebuah adegan klimaks di atas panggung tersebut. Di tengah kekesalan Lin yang tengah hamil tua memarahi Adi, para penonton malah dibuat tegang dengan pertunjukan adegan panggung yang emosional. Sesekali mereka tertawa melihat ulah lucu yang sesungguhnya bukan sebuah adegan buatan, tapi menurut mereka itu adalah salah satu bagian dari cerita. Jadi, apa akhirnya? Penonton yang tak tahu menahu tentang persoalan keluarga Adi tersebut malah memberi aplause luar biasa pada akhir pertunjukan drama yang menurut Adi dan para pemain srimulat telah dianggap benar-benar gagal. Endingnya adalah Lin melahirkan di atas panggung pertunjukan srimulat dan dianggap penonton sebagai sebuah adegan klimaks diakhir pertunjukan sehingga mereka benar-benar terhibur dan menyampaikan aplause yang luar biasa meriah.
* * *
Sangat menarik menonton film ini, sebuah konsep film yang baru menurut saya. Konsep film yang sebenarnya ingin menceritakan sebuah pengorbanan yang tidak akan pernah gagal bila dijalani dengan tulus dan sungguh-sungguh. Semuanya bercampur jadi satu dari lucu, romantis, haru hingga tragis semuanaya ada. Adakalanya kita tersentuh oleh peran para srimulat yang bersahaja dan ramah ala orang tua desa yang hidup penuh syukur terhadap tuhan yang maha esa, adakalanya kita tertawa karena adegan-adegan konyol yang sengaja dibuat di dalam film tersebut (contohnya sempat-sempatnya si dokter kandungan malah ngajak ngelahirin bareng saat suasana Adi di tengah kacau balau). Ada juga unsur menarik lain yang tidak pernah dijumpai dalam film-film indonesia saat ini: seperti pertunjukan srimulat di Stasiun Balapan dalam film. Sungguh adegan itu yang paling mengena, mengingatkan akan hal yang sangat mengaharukan dan sebuah kesungguhan dan kecintaan yang luar biasa pada seni komedi tradisional. Benar-benar interested. I really suggest to watch this movie. Its very great!
[caption id="attachment_337345" align="aligncenter" width="673" caption="Poster Resmi Film Finding Srimulat"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H