Pawai ta'aruf sudah menjadi tradisi di negeri ini untuk menyambut datangnya tahun baru, khususnya untuk sebagian besar masyarakat muslim karena berkaitan dengan tahun baru hijriah/tahun baru Islam. Tak heran apabila perayaan ini tiba, suka cita masyarakat yang terekspresikan dalam berbagai kreasi seni yang beragam akan muncul di sepanjang jalannya perayaan ini.
Satu yang paling menonjol dalam penyambutan akan datangnya perayaan ini adalah partisipasi organisasi-organisasi massa yang berafiliasi agama islam. Organisasi-organisasi massa berbasis keislaman akan menyumbangkan peserta sebagai partisipan dari berbagai elemen masyarakat seperti gerakan pemuda, pelajar, anak organisasi, ikatan guru, gerakan perempuan dan lain sebagainya.
Tak pelak organisasi-organisasi massa terbesar yang bisa disebut di negeri ini yaitu NU dan Muhammadiyah akan jor-joran dalam menyumbangkan partisipasinya dalam merayakan tradisi yang sudah berjalan selama puluhan tahun di negeri ini. Meski berbasis agama islam, kedua organisasi besar ini tidak menganggap bahwa perayaan yang tidak ada tuntunannya dalam ajaran islam ini bertentangan dengan agama islam. Bahkan merekalah yang paling menonjol dalam membawa bendera-bendera dan simbol organisasi dan anak-anak organisasi mereka dalam perayaan. Sehingga tidak ada tanda-tanda bahwa kedua organisasi islam terbesar di negeri ini menentang tradisi yang dirayakan muslim di Indonesia ini.
Perayaan yang dinamai pawai ta'aruf ini sendiri tidak hanya dirayakan bagi mereka yang tinggal di kota, bahkan di desa-desa nun jauh dari kota, perayaannya akan melebihi kemeriahan pesta kembang api tahun baru masehi. Tidak hanya anak-anak muda, bahkan anak-anak kecil hingga mereka yang berusia lanjut ikut serta dalam menjelajahi rute pawai. Dengan berlogokan emblem organisasi yang mereka tampilkan dengan penuh kebanggaan, mereka menampilkan kreasi-kreasi buah karya kreatifitas mereka dalam mengangkat kebudayaan.
Satu emblem yang sering terlihat dari berbagai emblem yang mereka tampilkan yaitu mereka tidak jarang menyebut Nahdlotul Ulama sebagai wadah mereka. Tentu mereka tidak begitu saja mencantumkan embel-embel Nahdlotul Ulama tanpa sebab karena mereka ini adalah anak-anak organisasi yang memiliki afiliasi dengan Organisasi Nahdlotul Ulama mulai dari Lembaga Pendidikan Ma'arif milik Nahdlotul Ulama yang dibawahnya ada institusi sekolah Taman Kanak-kanak, Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga SMA dan SMK.
Tidak hanya itu saja, ada lagi Ikatan Pelajar, Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Pengurus Cabang, Pengurus Anak Cabang (PAC), Kumpulan ibu-ibu Muslimat, Fatayat dan satu lagi yang menonjol sebagai pengaman acara yakni Banser. Kesemuanya ini merupakan badan-badan yang beranaung dalam satu rumah yang disebut NU. Karena masifnya anggota organisasi ini tak heran apabila NU disebut sebagai organisasi massa terbesar di negeri ini. Begitu pun sumbangsihnya dalam perayaan penyambutan datangnya tahun baru islam, seluruh anggotanya yang bernaung dalam rumah besar milik NU akan akan dikerahkan untuk memeriahkan pawai di sepanjang jalan. Maka tidak akan mengherankan apabila warga NU selalu mendominasi jalannya perayaan ini. Selain banyaknya anggotanya, juga karena begitulah trahnya, NU mengawal tradisi keberagaman negeri ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H