Lihat ke Halaman Asli

Bahaya Kerinduan

Diperbarui: 11 Maret 2024   18:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

            Tafsir terhadap kerinduan berbeda-beda, tergantung dari falsafah kerinduan masing-masing penafsir. Tafsir pertama oleh para kaum asmara konservatif, yaitu mereka-mereka yang sedang jatuh cinta. Menganggap kerinduan amat sangat penting bagi setiap perjalanan kisah kasih, kerinduan menjadi simplifikasi defenisi cinta yang begitu rumit, cinta tidak bisa dipelajari karena dia bersumber dari hati, semua yang bersumber dari pikiranlah yang bisa dipelajari, makanya rindu hadir. kerinduan adalah buah yang akan kita petik ketika jatuh cinta. Kerinduan itu tentang jarak, ketika kamu sering memikirkan scenario yang pada akhir ceritanya kamu bertemu dengan dia, itulah kerinduan. Pada tingkat yang lebih tinggi, kerinduan adalah system alaram alamiah yang ditujukan untuk membuatnya kembali. Kerinduan cenderung dianggap mempertegas eksistensi dari cinta.

            Tafsir kedua oleh para kamu asmara anarkis, yaitu mereka-meraka yang sedang patah hati. Menganggap kerinduan sebagai komponen patah hati. Kerinduan mengacu pada ketidakhadiran orang yang dicintai secara sementara atau permanent, baik secara fisik maupun emosi. Ketidakhadiran ini mengakibatkan imsomnia, kegelisahan, hilang nafsu makan, hilang konsentrasi, dapat mencegah kesenangan bahkan terhadap rutinitas yang dulunya menyenangkan. Kerinduan terkadang mencapai intensitas puncak penderitaan yang membuat para penderitanya meminum alcohol, mengonsumsi narkotika, obat penenang, atau bahkan hingga malas untuk bernafas. Semua itu dilakukan demi meringankan efek buruk kerinduan untuk sesaat. Orang-orang yang memiliki gejala kerinduan seperti, berhalusinasi setiap mendengar notif pesan di hpnya, membaca kembali fosil-fosil chat dengan dia, stalking media sosialnya walaupun pada akhirnya hanya bisa melihat foto profile kecil karena media sosialnya private, stalking media social teman-teman hingga keluraga hanya untuk sekedar mengetahui dia sedang apa dan sedang dimana. Pada tingkat yang paling buruk adalah menginstal aplikasi restore foto dan video, walaupun pada akhirnya foto atau video yang diharapkan tidak bisa kembali. Mereka--mereka yang mulai merasakan gejala kerinduan ini diharapkan menjauhi tempat-tempat yang menghadirkan kenangan, menjauhi benda-benda yang menghadirkan kenangan, menjauhi music/lagu yang menghadirkan kenangan, dan dimohon menjauhi kesepian.

            Jadi kamu berdiri diposisi mana?

           

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline