Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang menjadi lumbung pangan di Indonesia. Jawa Timur tetap menjaga supply tanaman pangan terutama sembako agar tidak terjadi kelangkaan. Pada masa covid 19 sektor pertanian pada lingkup budidaya memang tidak terlalu terdampak, meskipun produksi pertanian tercatat menurun meskipun tidak signifikan. Pertanian dengan sistem agribisnis yang keterkaitan antara subsektor hulu mulai dari penyediaan agroinput, budidaya onfarm, agroindustri (nilai tambah), pemasaran hingga keterlibatan kelembagaan pertanian. Keterampilan pertanian yang dimiliki oleh petani harus diimbangi dengan bekal pengetahuan dan keterampilan berbisnis atau usahatani agar tidak mudah dipermainkan dengan harga tengkulak.
Karena hal ini menjadi permasalahan yang sering terjadi saat panen harga anjlok di pasaran. Apabila petani bisa mandiri ketika penawaran komoditas tinggi di pasaran sehingga harga turun, maka petani bisa membuat inovasi pengolahan produk pertanian agar bernilai tambah sehingga petani bisa mandiri dengan melibatkan stakeholder terkait termasuk dengan adanya dukungan dan pendampingan dari pemerintah untuk produk pertanian Indonesia yang berdaya saing. Nilai Tukar Petani (NTP) pada masa covid-19 menurun karena keterbatasan distribusi agroinput maupun produk hasil pertanian akibat PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Nilai Tukar Petani (NTP) adalah salah satu indikator tingkat kesejahteraan petani yang ditentukan dengan nilai rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani dalam presentase.
Upaya agar pertanian Indonesia lebih mudah beradaptasi yakni menyesuaikan dengan teknologi dan inovasi terkini, seperti misal keterbatasan lahan dapat diatasi dengan vertikultur, budidaya hidroponik, keterbatasan tenaga kerja pertanian dapat diatasi dengan penggunaan mesin pertanian mulai dari alat penyiram tanaman otomotis atau sistem irigasi tetes, hingga penggunaan aplikasi start up pada subsistem pemasaran hasil pertanian. Lalu bagaimana sih tips untuk menjadi petani milenial di era krisis regenerasi petani di Indonesia ?
Tantangan pertanian Indonesia yang harus dipahami oleh generasi milenial untuk diberikan solusi dan perbaikan yakni diantaranya yaitu :
- Penurunan kualitas agroekosistem lahan karena penggunaan bahan kimia, sehingga perlahan lahan petani harus mampu memperbaikinya dengan penggunaan bahan organik dalam setiap bagian budidaya.
- Penurunan luasan lahan akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan dan fasilitas umum.
- Penurunan jumlah petani dengan mayoritas umur petani saat ini > 60 tahun atau usia non produktif, karena minimnya minat generasi muda untuk terjun di sektor budidaya pertanian.
- Membanjirnya produk impor yang menjadi produk pesaing besar baik dari segi harga maupun kualitas dibandingkan produk impor.
- Persaingan yang tidak sehat pada bisnis pertanian sehingga tidak seimbang antar permintaan dan penawaran
Lalu apa saja beberapa tips agar milenial tertarik di bidang pertanian ?
- Sektor pertanian mulai merambah dan memperluas jangkauan menjadi agrowisata atau kombinasi antar budidaya komoditas pertanian dengan wisata edukasi baik berbudidaya atau pemanena, yang sering ditemui seperti wisata petik apel, strawberry dan jeruk.
- Millenial harus dapat memilih sektor pertanian mana yang menjadi passion, apakah hortikultura, pangan, perikanan, atau peternakan
- Menerapkan business model canvas (BMC) untuk mengetahui 9 elemen bisnis penting mulai dari lingkungan internal (pemasok, agroinput, modal), value produk hingga eksternal pada mitra bisnis, konsumen, hingga distribusi).
- Harus bermitra atau membentuk tim agar jelas pembagian jobdesk sesuai keterampilan dan keahlian, mulai dari bagian produksi, pemasaran hingga keuangan.
- Menerapkan manajemen budidaya dan analisis biay ausahatani dengan menerapkan inovasi yang memudahkan petani milenial dalam perawatan tanaman hingga distribusi
- Melakukan branding dan packaging pada produk segar maupun olahan untuk lebih menarik konsumen.
- Pilih segmentasi pasar sehingga bisa menargetkan pasar yang berdaya saing tinggi mulai dari supermarket hinga ekspor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H