Setelah satu minggu menunggu dalam ketidakpastian, akhirnya hari ini seorang teman kerja saya memastikan diri bahwa dia tidak di terima bekerja di sebuah perusahaan farmasi di daerah Cikarang. Padahal dia sudah sangat berharap sekali bisa di terima bekerja di perusahaan itu. Impian sejak sekolah katanya. :-)
Dari ceritanya, saya mengetahui bahwa dia gagal pada tes kesehatan. Berdasar informasi seorang temannya yang kebetulan sudah lebih dulu bekerja disana, dan kebetulan juga mau disuruh bertanya kepada pihak HRD. Alasan ia gagal pada tes kesehatan adalah karena kadar hemoglobin dalam darahnya di bawah standar yang seharusnya. Wah, saya terkejut sekali mendengar alasan tersebut. Apa sebegitu berpengaruhnyakah, kadar hemoglobin seseorang. Sampai-sampai bisa menentukan diterima atau tidak diterimanya seseorang bekerja di sebuah perusahaan. Ah, sudahlah. Kok saya yang susah yah. Sedang dia yang tidak diterima, masih baik-baik saja. :-)
Saat masih sekolah, saya pernah belajar biologi. Maka dari itu sayapun pernah mendengar kata tersebut. Hemoglobin. Ini pasti sesuatu yang berkaitan dengan darah, pikir saya sore tadi. Namun saya gagal mengingat definisi dari istilah ilmu biologi ini. Maklum, saat sekolah dulu, kebanyakan liburan musim panas. :-)
Menurut ensiklopedia milik microsoft, yaitu encarta. Hemoglobin adalah sejenis protein yang mengandung zat besi. Hemoglobin ini berada di dalam darah yang bertanggung jawab terhadap warna merah dari darah. Fungsinya adalah mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Setelah melepas oksigen ke seluruh tubuh, fungsinya berbalik menjadi pengangkut karbon dioksida hasil dari proses pernapasan untuk dibawa ke paru-paru dan kemudian di hembuskan keluar tubuh.
Pada tahun 1996, para ilmuwan menemukan hal baru dari hemoglobin ini. Ternyata selain oksigen dan karbon oksida, hemoglobin juga turut serta mengangkut dan melepaskan nitrat oksida. Senyawa ini punya peran penting loh, di dalam tubuh manusia. Dia berperan dalam mengatur tekanan darah dengan merelaksasi dinding pembuluh darah, sehingga meningkatkan aliran darah.Dia juga mengontrol ekspansi dan kontraksi pembuluh darah, dan dengan demikian tekanan darah, dengan mengatur jumlah nitrat oksida yang di alirkan melalui pembuluh darah.
Wah, ternyata fungsi hemoglobin cukup vital juga bagi tubuh. Lalu pertanyaannya, kalau kekurangan hemoglobin memang kenapa?. Oke, sebelum menjawab hal tersebut. Saya akan menuliskan dulu kadar hemoglobin normal dalam tubuh. Kelompok bayi baru lahir sekitar 17-22 gm/dl darah. Kelompok anak-anak sekitar 11-13 gm/dl darah. Kelompok laki-laki dewasa sekitar 14-18 gm/dl darah. Kelompok perempuan dewasa sekitar 12-16 gm/dl darah. Kelompok laki-laki lanjut usia sekitar 12,4-14,9 gm/dl darah. Kelompok perempuan lanjut usia sekitar 11,7-13,8 gm/dl darah. Nah, karena teman saya itu perempuan dan sudah dewasa tentunya. Kan sudah kerja. :-) Maka saya asumsikan bahwa kadar hemoglobin dalam tubuhnya kurang dari 12 gm/dl.
Nah, berdasar fungsinya, jika seseorang memiliki kadar hemoglobin rendah. Maka ia punya kecenderungan punya tingkat oksigen yang rendah dalam tubuhnya. Akibatnya apa?. Tentulah dia akan memperlihatkan gejala lemah, letih, lesu, lelah, lunglai atau yang biasa disebut 5L yang juga merupakan salah satu gejala anemia. Wah, pantas saja teman saya itu gagal. Tentu perusahaan yang dia lamar, takut kalau karyawan barunya memiliki gejala seperti tersebut.
Jadi bagaimana cara mengatasinya, agar hal itu tidak terjadi pada diri kita?. Pertama, kita harus tahu dulu penyebabnya. Sehingga kita bisa mencegahnya. Penyebab kurang hemoglobin dalam darah umumnya karena asupan gizi yang kurang dari makanan yang di konsumsi, dan bagi perempuan bisa karena sedang perdarahan atau datang bulan.
Penyebabnya ternyata sederhana bukan. Maka dari itu pencegahannya pun sederhana. Caranya adalah dengan mengkonsumsi makanan yang seimbang sehari-hari dengan tetap memperhatikan sumber makanan yang mengandung zat besi. Sumbernya dari daging, ikan, unggas dan hasil olahannya. Sedangkan dari sayuran yaitu serealia, umbian, kacang. Mudah bukan.
Oh iya, lalu kenapa teman saya itu bisa mengalaminya. Padahal seharinya-harinya dia terlihat aktif kok. Jawabannya sederhana, ternyata dia belum makan dari pagi saat tes kesehatan. Halah, nduk nduk, pantesan lemes. :-)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H