Lihat ke Halaman Asli

Conni Aruan

TERVERIFIKASI

Apa ya?

[PDKT] Sekotak Coklat dan Kahlil Gibran

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Conni Aruan

No. 02

-

Hari ini cerah, Papa membimbingku ke kursi taman tempatku menghabiskan sepanjang sabtu sore dan minggu sore setahun belakangan ini. Bantalan duduk coklat berbulu dan selimut bergambar Spongebob ditata sedemikian rupa di kursi besi itu supaya aku bisa duduk nyaman  selama empat jam kedepan. Kalau hujan turun, aku tidak boleh ke taman. Padahal aku sebenarnya pingin main hujan kayak anak normal lainnya. Aku hanya boleh duduk di beranda melihat hujan.

"Nah, sudah selesai." Papa tersenyum ke arahku. Aku ingin berlari dan melompat ke kursi besi yang sudah disulap menjadi nyaman itu. Tapi aku nggak bisa. Aku berjalan perlahan dan duduk dengan perlahan.

"Makasih, Papa." Aku tersenyum lebar memamerkan gigiku yang kuning karena obat yang kuminum setiap hari.

Papa tertawa, "Ini bukunya, cemilan, dan air minum." Papa berdiri tegap. "Apa lagi ya?"

"Pa, aku sebenernya pengen coklat. Buah melulu. Bosen."

"Iya. Nanti ya..." Papa mencium kepalaku dan kembali ke mobil dan sibuk dengan laptopnya.

Sejak aku sakit, Papa memilih bekerja dari rumah. Setiap pagi jam enam Papa buka email, jreng! Kerjaan sudah menunggu. Papa yang bersih-bersih rumah, cucian, bahkan memasak. Bibi Treisa datang saat jam mandiku saja. Selebihnya Papa yang mengurusku. Hanya aku dan Papa di rumah besar ini. Kadang aku menangis, kalau aku rindu Mama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline