Lihat ke Halaman Asli

Conni Aruan

TERVERIFIKASI

Apa ya?

Pita Hijau dan Gelang Kayu

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: eloquentscience.com

[caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Sumber: eloquentscience.com"][/caption]

*

“hujannya halus” katamu saat kita kembali menanti di sudut perempatan dan berbaur dengan para pejalan kaki setiap senin, jam 3 sore saat mentari melunak kita berdiri berdampingan hingga malam memekat

kau yang selalu mengenakan pita hijau di rambutmu yang mulai memutih dan gelang kayu di pergelangan tanganmu yang semakin ringkih menatap dengan keyakinan yang sama sejak 2 tahun yang silam “masa lalu sebenarnya tak pernah benar-benar berlalu” bisikmu dalam diam

pandangan curiga tak pernah melumpuhkan niatmu ocehan-ocehanku yang tak pernah habis kau anggap angin lalu kau tetap berdiri sambil sesekali mengusap gelang kayu atau membenarkan pita hijau yang mengikat rambutmu

*

entah apa yang masa lalu pesankan padanya hingga ia sekokoh karang menanti apakah cinta lama yang yang tertunda atau hutang yang belum terlunasi

“adalah siapa yang mewariskan bening matamu, kulit putih dan senyummu yang menawan, Wui” kalau saja dia mau tahu, aku tak pernah menaruh rasa ingin tahu pada sosok yang mewariskan semua itu, sungguh ku tak perduli

menantinya bagai menyayat kembali luka lama merobek-robek perasaanku betapa aku hina bagi mereka hingga membesarkanku saja mereka tak mau

“ceritakan saja kisah pita hijau dan gelang kayumu itu” kau tersenyum menatap sendu pada hujan yang tak lagi halus “ini adalah penanda, 15 tahun bisa mengubah segalanya, bisa saja mereka tak lagi mengenali wajahku”

*

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline