Lihat ke Halaman Asli

Takkan Terganti (Eps.2)

Diperbarui: 19 September 2018   15:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image Source: Adult Pleasure

"The flower that she liked......, it was...Chrysanths."

Alina cuma tersenyum sebentar setelah aku menyebutkan nama bunganya. "Ya, I know Def, I remember, there's nothing about you I want to forget"

(Sebelumnya: Takkan Terganti (Eps. 1))

I must admit that I am flattered for her words. Aku juga ingat semua tentang kamu Al.

Aku pernah naksir Alina sewaktu masih SMP. Iya SMP, cinta monyet banget kan? Sampai-sampai aku udah ngebayangin kalau di masa SMA Alina bakal jadi pacarku but, it never happens. My high school life was suck. Aku mulai nggak perhatian sama Alina, terkadang aku menjauh, terkadang aku malah tidak peduli dengannya, aku hanya fokus memikirkan perempuan lain, perempuan yang kurindukan saat ini. Tapi sikap Alina kepadaku tidak pernah berubah, tidak sedikit pun.

Alina berjalan pelan-pelan di antara makam mengikuti langkahku, lalu dia langsung duduk di samping makam perempuan yang kurindukan, menempatkan buket bunga krisan di dekat batu nisan, lalu berdoa. Aku masih berdiri saja di situ, menahan rindu.

Aku memanggilnya 'Ibu'. Aku ingin memanggilnya dengan sebutan 'Ibu' sejak aku mendengar teman satu sekolahku sewaktu SD memanggil Ibunya dengan sebutan 'Ibu'. Romantis banget. Pikirku saat itu.

"Jadi menurut Defra itu romantis?" tanya ibuku dengan wajah bingung saat aku yang kala itu masih kelas tiga SD memberitahunya kalau aku ingin memanggilnya dengan sebutan 'Ibu', bukan 'mama', 'mami', 'bunda', atau sebutan-sebutan lainnya yang tidak kutahu.

Aku hanya mengangguk dan Ibuku tertawa.

Sebenarnya waktu itu aku juga belum mengerti arti kata 'romantis'. Sampai-sampai aku harus membuka KBBI untuk mencari artinya. Dan yang benar aja, artinya membuatku bingung. Jadi di KBBI, kata 'romantis' memiliki arti; bersifat seperti dalam cerita roman (percintaan); bersifat mesra; mengasyikkan. Aku saat itu mikir keras supaya bisa menjelaskan kenapa panggilan 'ibu' itu romantis.

"Ibu tau nggak kenapa namanya Hari Ibu, Ibu Kota, Ibu Jari, Ibu Pertiwi, Ibu Rumah Tangga?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline