Lihat ke Halaman Asli

Compadre Depalde

Peminat filsafat, sejarah, kristologi, sastra, budaya dan politik.

Berupaya Kaya dengan Cara Bergaya Kaya

Diperbarui: 29 April 2022   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Orang-orang miskin, berupaya jadi kaya. Orang-orang kaya, berupaya tetap kaya. Kaya adalah impian rata-rata manusia.

Menjadi miskin, itu mudah; cukup rebahan dan malas-malasan. Menjadi kaya, itu yang susah; butuh keterampilan bahkan tipu-tipuan.

Jujur-jujuran adalah jalan panjang menuju kaya, walau terkadang stagnan di posisi awal. Jalan kompasnya adalah main tipu-tipu.

Salah satu tipu-tipu untuk jadi kaya adalah pura-pura kaya-raya. Semakin banyak yang percaya bahwa anda benar-benar kaya, aliran cuan akan lancar jaya. Siapa-siapa targetnya? yah kita-kita ini yang miskin-miskin dan ingin cepat-cepat kaya

Jangan tertipu dengan para Crazy Rich atau yang mendaulat diri sebagai Sultan. Memoles diri hingga tampak sebagai orang kaya adalah bagian dari kerjaan, jualan dan konten mereka. Pembelinya, siapa lagi kalo bukan kita yang suka silau pada harta dan ngebet jadi kaya

Orang kaya sungguhan, di Indonesia maupun negara lainnya, tidak lagi nyari duit dengan cara ngonten pamer kekayaan di dunia maya.

Dengan memoles diri agar terlihat sebagai orang kaya sungguhan, Para Crazy Rich dan Sultan berupaya "menghipnotis"kita. Begitu kita yakin bahwa mereka benar-benar kaya, mereka mulai menawarkan jualan dan mengajak kita bergabung dengan mereka. Jadi, mereka sebenarx adalah sales

Kata Alifurrahman (seword), harta yang dipamerkan para Crazy Rich dan Sultan dalam setiap kontennya, boleh jadi milik orang lain (endorse). Juga, harta yang dihamburkan (dibagikan), terhitung sebagai biaya produksi. Artinya, sudah melalui kalkulasi untung-rugi yang matang, antara biaya produksi dan laba bersih.

Jadi, sudahlah, hidup bukan tentang kaya-miskin. Tapi tentang menjadi aktor utama di panggung eksistensi ini, bukan sekedar figuran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline