Lihat ke Halaman Asli

Jangan Berdusta, Perintah Allah yang Beralasan Ditinjau dari Keluaran 20:16

Diperbarui: 17 Desember 2019   12:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kebohongan merupakan suatu hal yang mungkin sangat sering kita jumpai dalam kehidupan kita.  Kebohongan adalah salah satu dari sekian banyak kesalahan atau pelanggaran yang hampir semua orang pernah melakukannya sehingga sebagian besar orang menganggap bahwa kebohongan merupakan suatu kesalahan yang manusiawi.  Saat ini, kebohongan sering dianggap sepele dan mungkin tidak diperhitungkan karena biasanya suatu kebohongan dianggap tidak membawa dampak yang terlalu berpengaruh dalam suatu kehidupan.  

Tanpa memerlukan yang namanya sebuah pengajaran, seorang anak kecil pun dapat dengan mudahnya berbohong. Tetapi tidak hanya anak kecil saja yang dapat melakukan suatu kebohongan, bahkan orang dewasa pun juga bisa melakukan yang namanya kebohongan dan bentuk kebohongan yang bisa dilakukan juga bermacam-macam. Sebagai orang-orang yang mengikuti perkembangan zaman, pastinya kita tidak lepas dari internet.  

Melalui internet itu kita juga dapat menerima informasi yang diantaranya merupakan beberapa berita fakta dan tidak menutup kemungkinan juga bahwa kita juga bisa menjumpai yang namanya hoax.  Kita juga seringkali terpapar hoax yang disebarkan oleh orang-orang tidak bertanggungjawab, salah satu contoh dari hoax yang ada yaitu penyebaran hoax yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet.

Dalam kasus ini Ratna Sarumpaet ditangkap polisi karena ia menyebabkan keonaran dan menyebarkan hoax penganiayaan. Dengan menyebarkan berita hoax atau berita bohong ini Ratna Sarumpaet dijerat dengan Pasal 14 dan 15 dan Undang Undang No 1 tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana serta pasal 28 yang berkaitan dengan pasal 45 Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata 'berbohong' disejajarkan dengan kata 'berdusta' yang berarti menyatakan sesuatu yang tidak benar (dalam Alkitab kita akan lebih sering untuk menemukan kata 'berdusta' daripada 'berbohong'). Berbohong atau berdusta adalah perbuatan yang bertentangan dengan firman Tuhan. Namun, pernahkah kita berpikir mengapa manusia perlu melakukan kebohongan? 

Mungkin ada banyak alasan yang dapat sebutkan, akan tetapi, sebagai anak-anak Allah, kita harus tahu dan sadar bahwa kita telah mendapat perintah dari Allah untuk tidak berbohong. Jadi, apakah pandangan Alkitab mengenai tindakan berbohong atau berdusta? Melalui tulisan ini, penulis akan menjelaskan mengenai pandangan Alkitab tentang berbohong atau menurut Keluaran 20:16.

Sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah.  Allah terlebih dahulu mengenal manusia.  Oleh karena itu, ketika Allah memberikan sepuluh perintah-Nya kepada Musa di Gunung Sinai, ia memberikan perintah kepada seluruh umat-Nya supaya umat-Nya tidak berdusta tentang sesama mereka. Perintah ini berawal dari latar belakang dari sebuah pengadilan yang mana para saksi berada di bawah sumpah untuk mengatakan kebenaran, tetapi perintah ini dapat diaplikasikan dalam jangkauan yang lebih luas sebagai larangan terhadap ketidakbenaran dalam bentuk apapun. 

Meskipun terkadang kita tidak melihat signifikansi akibat dari perbuatan dusa pada masa kini, Alkitab mencatat beberapa akibat fatal yang pernah terjadi karena adanya saksi yang memberikan kesaksian palsu. Saksi palsu tersebut akhirnya membawa pada kematian orang-orang tidak bersalah (1Raj. 21:10, 13; Mat. 26:59-61) atau juga merusak nama baik orang lain (Ul. 19:16-19). Melihat pada akibat yang timbul tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa ketika kita menyerang orang lain dengan perkataan kita, kita juga telah menyerang Allah sebagai penciptanya. Seperti yang ditulis dalam Yakobus 3:5-6,

"Demikianlah juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita,sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka."

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kebohongan adalah hal yang dilarang oleh Alkitab karena hal itu melanggar sepuluh perintah Allah dimana empat hukum yang pertama merupakan hukum yang mengatur tentang hubugan manusia dengan Allah dan enam hukum berikutnya mengatur hubungan antar sesama manusia.  Sebagai orang Kristen, kita harus mengerti dan menaati kesepuluh perintah Allah ini sebagai bentuk respons kita terhadap kebaikan hati Allah pada manusia. Kesepuluh perintah Allah ini memiliki hubungan antar satu hukum dengan hukum lainnya. 

Jadi, jika kita menekankan diri kita pada beberapa hukum saja, maka beberapa hukum yang lain akan dikesampingkan dan hasilnya ini akan menghasilkan suatu ekspresi iman yang tidak seimbang.  Menurut pandangan Alkitab, berbohong merupakan suatu tindakan dosa. Keseriusan dosa ini terletak pada kenyataan bahwa serangan terhadap orang lain adalah serangan terhadap Allah, karena manusia diciptakan menurut gambar Allah.  Dalam perjanjian baru hukum kesembilan ini berbicara tentang kebenaran dalam kasih (Ef. 4:15, lih.  Ef 4:25; 6:14).

"Tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah kepala." (Ef. 4:15)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline