Lihat ke Halaman Asli

Candika Putra Purba

Pengajar Bahasa Indonesia

#1: Kegagahan Sebuah Lagu

Diperbarui: 30 Mei 2022   12:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Pribadi

Tulisan ini adalah tulisan pertama dari seri "Diari anak rantau" yang baru saja aku mulai. Sejujurnya, seri ini adalah seri dadakan, hal yang dulu tidak pernah terpikirkan, namun langsung timbul dalam pikiranku. Tujuan seri ini hanyalah bercerita, aku hanya mencurahkan apa pun yang ada dalam pikiranku. Rasanya hidup ini sangat luas, banyak hal yang kutemukan setiap hari. Dengan kesenangan ber-gibah dan meneliti secara mandiri, aku akhirnya menjumpai hal-hal menarik, yang rasanya perlu diungkapkan. Jika kuungkapkan pada manusia, aku takut ia merasa menjadi objek dalam curahan itu, untuk itu, aku mencoba mencurahkannya pada kalian, pembaca yang sedikit tapi berarti, semoga kalian tertarik membaca tulisan ini.

Beberapa hari yang lalu, aku dan teman-temanku melakukan perjalanan ke sebuah tempat wisata di kota kami. Perjalanan ini adalah perjalanan yang unik karena sebelumnya kami tak pernah melakukan perjalanan secara beramai-ramai. Setelah berbagai persiapan dilakukan, akhirnya kami pun berangkat. Kami melakukan perjalanan dengan menggunakan motor. Kami bersyukur karena beberapa teman kami sudah memiliki motor sehingga kami tak perlu menyewa yang tentunya akan menambah pengeluaran kami.

Kami mulai berangkat pada pukul 8 pagi. Aku bersama dengan teman lelakiku yang cukup pendiam. Aku sudah mengenalnya sekitar tiga tahun, namun aku masih belum terlalu dalam mengenali setiap seluk beluk hidupnya. Ia pendiam, sama seperti aku. Sifat pendiam kami bertemu di atas sepeda motor. Ia yang tidak tahu atau mungkin enggan untuk membuka percakapan, menjadi bingung. Begitu juga dengan aku. Akhirnya, kami mencoba untuk berbicara dengan imajinasi kami masing-masing. Diam dan hanya berbicara sesekali untuk membahas yang terkesan basa-basi. Tapi, kami menikmati perjalanan kami

Lalu, sebuah hal pun terjadi. Hal yang sudah sering kami lakukan jika kami melakukan perjalanan, namun tidak pernah kusadari dengan dalam. Kami bernyanyi. Satu hal yang bisa menyatukan kami dalam perjalanan adalah lagu. Dia menyenangi lagu, begitu juga dengan aku. Mungkin, dari antara kami berdua, aku yang paling suka dengan lagu. Dalam perjalanan, kadang ia menyanyikan sebuah lagu yang ia sukai lalu aku tahu lagu itu dan ikut bernyanyi bersamanya. Dalam beberapa lagu, kami lakukan secara bersama-sama. Kadang, kami juga menyanyikan beberapa lagu yang aku senangi.

Pada perjalanan ini, aku akhirnya sadar ternyata satu hal yang dapat menyatukan kami adalah lagu. Lagu bukan hanya karya yang dapat menyenangkan banyak orang, menghibur banyak orang, namun lagu juga ternyata mampu menyatukan dua orang yang berbeda menjadi satu. Indahnya sebuah lagu. Pada perjalanan sebelum-sebelumnya, kami juga sering bernyanyi bersama, namun aku belum sadar kalau lagu bisa menyatukan kami.

Aku tidak tahu, apakah ia menyadari hal yang sama, hanya saja, sekarang aku sudah tahu, jika kami sedang bingung hendak membicarakan apa pun, kami akan bernyanyi bersama-sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline