Lihat ke Halaman Asli

Candika Putra Purba

Pengajar Bahasa Indonesia

Urgensi Keterampilan Berbahasa

Diperbarui: 7 April 2022   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Pribadi

Saya merasa bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang belum pernah mendengar mengenai keterampilan berbahasa. Salah satu alasannya adalah bukan karena mereka tidak mau mengetahuinya, namun mereka tidak pernah diajarkan mengenai hal tersebut. Ketidaktahuan mereka atas keterampilan tersebut tentu membuat mereka menjadi tidak paham dan tidak dapat menyadari keterampilan berbahasa serta tidak dapat mengembangkannya.

Keterampilan berbahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting. Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan bahasa yang meliputi membaca, berbicara, menulis, dan menyimak. Seperti dalam kalimat pengertiannya, keterampilan berbahasa terbagi menjadi 4, yaitu keterampilan membaca, keterampilan berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan menyimak. Keempat keterampilan ini adalah keterampilan yang sangat esensial dalam kehidupan dan bukan hanya dalam pelajaran bahasa.

Permasalahan lain yang ditemukan adalah bahwa banyak masyarakat menganggap bahwa keterampilan ini adalah keterampilan yang "hanya digunakan" dalam pelajaran bahasa ataupun acara yang berkaitan dengan bahasa. Padahal, pandangan itu adalah pandangan yang salah. Keterampilan berbahasa bukanlah aspek yang "HANYA" ada di dalam ranah bahasa. Dalam ranah lain, keterampilan ini juga dapat di kembangkan. Kegiatan berbicara, menulis, mendengarkan, dan menyimak bukanlah kegiatan yang hanya ada di dalam pelajaran bahasa, namun dalam pelajaran lain juga dikerjakan, sehingga pandangan ini perlu dipatahkan.

Keterampilan berbahasa ini perlu untuk diperhatikan. Begitu banyak dampak yang akan didapatkan jika masyarakat mengerti urgensi dari keterampilan ini. Ketika masyarakat sudah mengerti urgensi dan kekuatannya, maka masyarakat akan lebih mudah untuk mengembangkannya. Keterampilan-keterampilan ini akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat untuk mengerjakan semua aktivitasnya. Contohnya, ketika seorang ibu penjual pakaian memiliki keterampilan berbahasa yang bagus, tentu ia akan lebih mudah untuk menawarkan barangnya. Mungkin, kosa kata yang ia miliki juga banyak dan orang lain akan tertarik. Contoh lainnya adalah jika seorang siswa memiliki keterampilan yang baik dalam menyimak, tentu ia akan lebih mudah untuk memahami setiap pelajaran yang diajarkan oleh guru, dan ilmu tersebut akan lebih mudah untuk dilakukan. Contoh-contoh tersebut hanyalah beberapa. Masih banyak dampak yang akan dirasakan jika keterampilan berbahasa terus dikembangkan.

Untuk itu, rasanya perlu sekali pemerintah mengabarkan hal ini pada masyarakat Indonesia. Bukan hanya pada guru atau pada mahasiswa yang mengambil jurusan Bahasa Indonesia saja. Memang benar, jika beban ini bukan hanya ada dalam tangan pemerintah, namun saya merasa bahwa pemerintah dapat mengambil bagian besar dalam hal ini. Sembari guru-guru bahasa Indonesia mengajarkannya kepada anak-anak, mungkin pemerintah bisa mengabarkannya pada masyarakat lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline