Lihat ke Halaman Asli

Ignasia Kijm

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

3 Tips Katakan Tidak pada Plastik

Diperbarui: 10 Mei 2019   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persoalan sampah plastik itu masalah kultur, perilaku yang bisa dimulai dari diri sendiri. (sumber foto: vulcanpost.com)

Persoalan sampah terjadi dari hulu sampai hilir. Masing-masing segmennya tak lepas dari permasalahan.
Perubahan perilaku publik juga menjadi persoalan serius. Perilaku tersebut terkait dengan ketidakpedulian masyarakat yang tinggi terhadap sampah plastik. Persoalan lainnya adalah tanggung jawab produsen terhadap produk dan kemasan dari plastik yang dihasilkan.

Semua pihak perlu berjalan simultan dan melakukan gerakan baik bersama, antara lain meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam pengolahan sampah, mendorong perubahan perilaku publik yang sangat masif, serta mendorong peningkatan peran dan tanggung jawab para produsen.

Persoalan sampah plastik itu masalah kultur, perilaku yang bisa dimulai dari diri sendiri. Saat ini awareness masyarakat terbilang tinggi. Pasalnya banyak beredar video dokumenter yang membangkitkan kepedulian komunitas. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, harus bersama masyarakat.

Plastik adalah benda yang mudah ditemukan di manapun secara cuma-cuma, di supermarket, minimarket, pasar bahkan warung dekat rumah. Masyarakat pun terbiasa dengan kantong plastik.

Masyarakat beranggapan efek kantong plastik belum terasa. Apalagi keberadaan petugas kebersihan yang mengangkut sampah.

Indonesia adalah negara penghasil atau penyumbang sampah plastik lautan dunia terbesar nomor dua di dunia setelah China. Miris. Negara besar dengan lautan yang luas tapi sampahnya banyak.

Sampah sudah menjadi masalah dunia, termasuk Indonesia. Sampah butuh waktu yang lama untuk terurai, bahkan sampai ratusan tahun.

Sampah plastik yang paling banyak dihasilkan atau ditemukan di Indonesia adalah sampah botol minuman kemasan dari warung sampai retail besar, sampah kantong kresek dari supermarket atau pasar, dan sampah sedotan plastik. Tanpa disadari sampah plastik semakin bertumpuk.

Pengolahan sampah yang buruk di daratan akan berujung ke lautan. Dampaknya akan kembali ke manusia.

Bagaimana wujud cinta kita kepada lingkungan? Merujuk kepada tiga sampah itu, caranya mudah. Namun banyak orang yang menilai sulit karena kebutuhan akan plastik dan kemudahan mendapatkannya. Sebagai contoh, kita bisa dengan mudah membeli minuman di warung jika haus atau di menggunakan sedotan plastik di restoran.

Konsumen harus mengontrol sampah plastik. Selain pemerintah, ritel berperan penting sebagai pihak terdepan dalam mengedukasi konsumen tentang pentingnya mengurangi kantong plastik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline