NTT adalah salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki hasil ternak sapi terbesar. Sapi yang dikembangkan merupakan sapi pilihan sehingga menghasilkan kualitas daging yang baik. Daging tersebut dapat diolah menjadi bentuk apapun. NTT juga memiliki hasil laut yang melimpah, salah satunya ikan tuna. Sebagian besar nelayan mengolah ikan tuna menjadi makanan dengan cita rasa khas.
Yudhistira didirikan pada 1998. Usaha tersebut didukung tujuh karyawan. Sebagai pionir yang sudah lama bergerak di usaha pengolahan daging sapi, saat ini Yudhistira menawarkan jenis makanan olahan dengan kualitas bermutu, halal, higienis, serta tanpa pewarna dan tanpa bahan pengawet. Varian produknya, yakni abon sapi, abon ikan tuna, dan dendeng sapi.
Wilayah pemasaran Yudhistira selain di toko dan supermarket di wilayah Kupang, juga menjangkau Larantuka, Ende, Sumba, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Atambua, dan Belu. Pemasaran online telah dicoba Yudhistira. Namun karyawan terlampau letih mengerjakan tugas lainnya. Padahal potensinya ada. Perlu ada karyawan yang khusus mengurusi bidang tersebut. Selama ini kesulitan yang ditemui terkait tenaga kerja. Butuh tenaga kerja yang kuat dan ulet. Saat pesanan meningkat mereka sangat kelelahan, bekerja sampai larut malam.
Yudhistira untuk pertama kalinya mengikuti Trade Expo Indonesia (TEI) 2018. Sebelumnya Yudhistira beberapa kali mengikuti pameran di Jakarta dan Surabaya. Bersama rekan pelaku UKM, Yudhistira terpilih mewakili NTT. Buyer dari Kuwait dan Arab Saudi menilai rasa yang ditawarkan Yudhistira kurang diterima lidah konsumen luar negeri. Berbeda dengan konsumen lokal yang masih bisa menerima. Mereka antuasias, suka, dan ingin memesannya.
Pameran seperti TEI dipandang mampu mendatangkan peluang bisnis melalui pembeli besar dari negara-negara lain. Yudhistira siap menerima permintaan ekspor. Tentunya itu semua tidak lepas dari strategi pemasaran dan keaktifan dalam menawarkan produk.
Promosi
Promosi sebagai salah satu kegiatan marketing perlu dilakukan terlebih dalam persaingan yang begitu ketat. Terbukti pengurangan aktivitas promosi menurunkan angka penjualan. Dalam skala besar saat ini terjadi perang dagang antarnegara yang berakibat pada penurunan daya beli dari masing-masing negara dan ekspor yang terganggu. Indonesia harus lebih proaktif melalui berbagai aktivitas yang ada. Pasalnya semua negara berlomba-lomba meningkatkan ekspornya.
Krisis ekonomi merupakan persoalan besar sekaligus peluang bagi mereka yang melihat hal itu sebagai proses. Bagaimana eksistensi Indonesia? Berat sekali karena persaingan dengan negara-negara lain. Indonesia kalah dari Malaysia, Thailand, Singapura. Bahkan Vietnam jauh lebih baik dari Indonesia. Negara-negara tersebut telah membuka diri melalui perjanjian perdagangan bebas. Hal itu yang dikejar Indonesia saat ini. Indonesia tidak mungkin hanya ekspor, tanpa impor.
Prospek
Dalam perjalanan JNE selama 28 tahun tidak sedikit UKM baik di kota besar maupun daerah berhasil mencetak omset miliaran rupiah. Tentunya prestasi tersebut tak lepas dari usaha JNE selama. Kini terdapat 6.000 outlet JNE di seluruh Indonesia.
JNE merupakan perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh anak bangsa. JNE ingin memberikan manfaat untuk bangsa maupun negara.