Lihat ke Halaman Asli

Michael Turnip

Chef Turnip

Karena Wabah Membuat Pelaut Bertahan di Kapal

Diperbarui: 28 Mei 2020   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi karantina di kapal (AFP/Jiji Press)

Sebagai seorang pelaut kebahagian terbesar adalah masa kontrak kerja berakhir dan pulang ke tanah air untuk bertemu dengan orang-orang yang dirindukan, keluarga, anak dan istri. Tapi kebahagian itu seketika sirna karena wabah.

Kita semua tahu dunia saat ini sedang berjuang melawan virus, yang kita semua tidak tahu kapan akan berakhir dan dunia akan kembali normal.

Saat ini yang kita punya adalah harapan dan doa, juga kita diwajibkan berjuang melawan virus dengan cara mengkarantina diri sendiri, tetap menggunakan masker, mencuci tangan dan membekali diri dengan menjaga imun tubuh. 

Tetap di rumah, semua dilakukan dari rumah, belajar dari rumah, bekerja dari rumah, beribadah di rumah. Sebisa mungkin kita harus tetap di rumah dan menjaga jarak agar kita bisa memutus mata rantai penyebaran virus.

Bagi kami pelaut hal mengkarantina diri sudah biasa kami lakukan, karena kami bekerja di kapal cargo yang tidak banyak orang, keseharian di laut dan jarang bertemu dengan orang lain selain crew kapal saja. 

Bagi kami untuk saat ini berada di kapal adalah hal yang paling aman, layaknya di rumah saja. Rekan kerja di atas kapal adalah keluarga kami kami bebas berdekatan dan melakukan pekerjaan bersama sama layak nya satu keluarga di sebuah rumah.

Dari sebagian kami seharusnya sudah ada yang pulang untuk cuti ke tanah air, tapi keadaan tidak memungkinkan kami untuk pulang, karena ketatnya negara-negara menutup akses penerbangan, belum lagi yang dari Indonesia sulit untuk berangkat jadi pergantian crew belum bisa dilakukan untuk saat ini. 

Kami sudah over stay kerja di kapal, ada yang sudah satu tahun lebih, semenjak awal maret sampai saat ini belum bisa pulang untuk cuti, bukan perusahaan tidak mau memulangkan kami, tapi karena keadaan saat ini yang belum bisa untuk pergantian crew

Kami harus menelan pil pahit menahan rasa rindu yang belum tahu sampai kapan.

Sebagian dari kami ada yang kontrak kerjanya 6 bulan dan ada yang 8 bulan, sebagian dari kami sudah melebihi masa kontrak kerja. Bukan hanya kami warga negara Indonesia sebagian dari rekan kerja yang berwarga negara lain juga senasib dengan kami, mereka juga tidak bisa pulang atau belum bisa cuti. 

Keadaan kami baik dan sehat di atas kapal, karena perusahan tempat kami bekerja memperlakukan kami dengan layak, bahan makanan tercukupi, gaji setiap bulan kami terima tanpa ada pengurangan dan perusahaan mengirim gaji kami setiap bulan ke keluarga kami di Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline