Bangun dikau di keheningan embun
menyejuk-kan bara yg berkobar dijiwa
bara yang kau sulut kembali meneguh
membulatkan tekad meng-kaku kan nestapa
pribadi yang mengingini validasi
cemerlang makhluk layak nan sarat prestasi
muak mu tehadap hina yang terlontar dari muka
muka yang cukup lama namun menghanguskan rasa
walau dayamu tak seluas buya hamka
nama pun tak seharum bapak hatta
tapi taji yang selalu kau gambar