Lihat ke Halaman Asli

Karya Raksa

Pedagang

Fajarku Terlewat

Diperbarui: 22 September 2022   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bening embun itu sesegar kelipan
Seperti pancaran cahaya Tak mengusik mata Udara yang memanjakan paru paru
Memandati alam kerinduan Pati-pati kehijauan Menghibur kelopak mata Yang menjuntai tak mampu menahan pedih nya peristiwa Keegoan kerap terlihat dilatar panggung dunia
Kumpulan kumpulan manusia bergumul memecah tekinya dunia mengolah bahasa untuk menipu sesamanya
Manusiakah itu dipandangan..? Atau segerombolan Nasar dalam hati tetap tak mengerti bagaimana bisa kau hidup berterbangan hinggapi tubuh yang terkulai
Bisa jadi tubuh itu saudaramu sendiri Yang beriktikad untuk mengasih remah-remah rejeki walaupun pada masanya terkotori hilang ternoda oleh durjana oleh batin yang penuh kotoran

Duduk ku kini sambil meratapi
Kupegang teguh diri
Tak sabar ingin ku jumpai
Fajarku yang masih suci
Jangan kau nodai

Kesambi, 22 September 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline