Lihat ke Halaman Asli

Karya Raksa

Pedagang

Negeri Tanpa Panutan

Diperbarui: 19 September 2022   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Negeri tanpa panutan
Layak seperti kata tuk disembah
Disaat getir tertanam dalam batin yang lemah
Terombang-ambing dideburan nasib
Seperti buih-buih yang tanpa arti kau rasa dirimu sudah raib

Begitulah awal mula nya
Batin Terseok teriris rasa
Berharap semua sama dipenglihatan
Betapa malang ceritamu tersapu oleh baju kecoklatan

Warna yang penuh kekaguman
Warna yang jadi idaman
Hal itu membuat semua jadi buta
Halal semua cara agar mendapat warnanya

Tiba masanya dimana si wibawa menggeliat
Harta, agama, jabatan semua milik
Harus terlihat
Entah apa yang kau sirat
Gerangan itukah sebuah nasihat

Aku termangu dalam kepiluan
kala tanya tak bisa kutepiskan
Abang ini kah cara mendapat pengakuan?
Aku tak bisa memberi jawaban

Diwaktu ingat guru pernah menyampaikan
Manusia yang selamat adalah manusia bermanfaat untuk sesama
Pengakuan hanya sekelipan
Semua lenyap saat kita berkawan batu nisan

Kesambi, 19 September 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline