Lihat ke Halaman Asli

Karya Raksa

Pedagang

Aroma Pagi

Diperbarui: 18 September 2022   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

> Hai.! sebait sapaan yang bergumam,
tak terelak torehan senyum dari kejauhan
> mata pun terbelalak merubah awan,
yang suram dan penuh kegelapan
> angin-angin menari kian mengencang,
menyapu rimbunnya pepohonan
> ku dengar hentakan kaki dikedalaman,
nyanyikan merdu serta penyemangat kehidupan
> tak tertahan rasanya dikeheningan,
ingin ku sapa jelita si biduan

> Kini.! kenyataan tinggal lah angan,
bangunan megah berdiri tanpa perasaan
> sang mata tertutupi oleh liarnya keegoan,
kegelapan menjadi keniscayaan
> imbun nya pun tak nampak,
roboh oleh tangan besi yang tanpa hirauan
> entah kapan terdengar lagi nyanyian
dan hentakan semangat mu
> akan ku tunggu seonggok lantunan,
untuk ku anyam asa dilingkar keras perkotaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline