Coach Alwi (Alwi Assagaf), www.coachalwi.com. Membangun usaha atau bisnis yang kokoh dan terus tumbuh haruslah dimulai dari diri sendiri.Tidak ada bisnis unggul tanpa dukungan sumber daya manusia yang hebat. Keunggulan nilai-nilai pribadi, pemimpin organisasi dan budaya organisasi akan menjadi fondasi dan pijakan kuat untuk melakukan lompatan bisniske depan.Fondasi bisnis sudah harus kuat sejak awal membangun bisnis.
Bisnis akan maju jika para pelakunya mengetahui, menjalankan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip, kunci dan rahasia bisnis secara tepat. Bisnis hanya akan maju jika budaya displin dan budaya ekseskusi dijalankan secara penuh. Fondasi bisnis, jelas berbeda dengan “perencanaan bisnis” yang lebih menekankan gambaran dan proyeksi angka-angka semata. Pebisnis membutuhkan lebih dari sekedar angka-angka yang dimasukkan dalam suatu perencanaan bisnis (business plan). Pebisnis harus memiliki roh, jiwa, semangat dan pemahaman yang kuat tentang “kunci dan rahasia bisnis” yang di dalamnya terkandung nilai-nilai filosofi bisnis yang kemudian dijalankan secara penuh untuk dieksekusi.Perencanaan bisnis adalah implementasi dan bagian dari pengetahuan kita tentang “kunci dan rahasia bisnis”.Tanpa pemahaman dan penguasaan atas kunci dan rahasia bisnis maka perencanaan (business plan) ibarat tubuh tanpa roh, perencanaan tanpa makna.
Kunci bisnis, ibarat kunci untuk membuka gudang harta karun, harus dimiliki terlebih dahulu agar seseorang memiliki kesempatan luas untuk mendapatkan pemahaman bisnis yang utuh sebagai bekal membangun dan mengelola bisnis. Gudang harta karun berupa ilmu dan praktek bisnis sukses akan terbuka lebar dengan menguasai “kunci dan rahasia bisnis”.
Banyak buku tentang perencanaan bisnis dan kiat-kiat usaha telah dibuat untuk membantu pebisnis atau pelaku usaha mencapai tujuannya. Buku-buku perencanaan bisnis (business plan) umumnya dibuat dengan sistematika tertentu yang cendrung kaku dan seringkali gagal menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya menjadi bangunan bisnis yang utuh.Pengkotak-kotakan semacam ini membuat kita sulit berpikir secara lengkap dan utuh (komprehensif). Kita akhirnya lebih terfokus pada bagian per bagian sehingga kesulitan melihat gambar besarnya. Kita bagaikan orang yang tersesat di hutan rimba belantara yang hanya terpaku melihat pohon demi pohon, tanpa mencoba mengenali hutan secara utuh dengan memandangnya dari puncak atau pohon yang paling tinggi. Lalu kita menjadi bingung, frustrasi dan terjebak dengan angka-angka perhitungan dan data-data yang kurang relevan. Seorang pengelola bisnis, leader dan manager harus memiliki dan melakukan “helicopter view” sebelum mengelola bisnisnya.
Business plan lebihmenitik beratkan informasi tentang perencanaan terkait tujuan dan sasaran usaha, analisis data, perkiraan dan perencanaan pemasaran dan penjualan, kebutuhan sumber daya dan analisis pengembalian investasi atas modal yang ditanamkan.Ini umumnya digunakan untuk meyakinkan para pemilik modal agar mau berinvestasi pada suatu bisnis yang “menjanjikan” dengan iming-iming modal yang mereka tanamkan akan memberikan “tingkat pengembalian” yang relatif tinggi. Oleh karena itu business plan sering disamakan dan disebut sebagai “studi kelayakan”.
Model pendekatan utuh dan terpadu (komprehensif) memudahkan pelaku bisnis menyatukan berbagai mosaik pengetahuan tentang manajemen, pemasaran, keuangan, operasi, produksi dan berbagai fungsi lainnya menjadi satu kesatuan yang terintegrasi dan utuh tentang bagaimana membangun dan mengelola suatu bisnis.Perlu pemahaman dan keyakinan mendalam bahwa membangun bisnis itu tidak sesulit yang dibayangkan tetapi tetap memerlukan pengetahuan dan ketrampilan dasar mengelola bisnis yang kami sebut “kunci dan rahasia bisnis”.
Perencanaan bisnis yang detail dan penuh dengan angka-angka hanyalah proses “pelengkap” dari pemahaman dasar tentang bagaimana membangun dan mengelolabisnis.
Pengelolaan usaha mikro, kecil ataupun bisnis skala menengah dan besar memiliki formula-formula dasar bisnis yang sama dan harus dikuasai oleh setiap pengelolanya. Membangun dan mengelola bisnis bukanlah hal yang sangat sulit dan bukan hanya milik segelintir orang atau golongan tertentu. Semua berhak dan mampu melakukannya.Kuncinya ada pada diri sendiri, bukan pada orang lain dan juga tidak tergantung pada lingkungan bisnisnya. Ini adalah sesuatu yang mudah jika kita mengetahui kunci dan rahasianya.Kita tentu sering melihat orang sukses yang dari penampilannya terkesan “biasa-biasa saja”.Mereka persis sama dengan Anda.Mengapa mereka jauh lebih sukses?Apakah Anda bisa sesukses seperti mereka?Kabar baiknya adalah semua orang bisa sukses dan kaya sebagaimana halnyaAnda juga bisa dan mampu mengelola bisnis dengan baik.Yang penting Anda menguasai dulu kunci dan rahasianya.Jika mereka bisa, Anda juga bisa dong.
Jika belum yakin, coba lihat sekeliling kita.Selalu saja ada bisnis yang sukses danmampu bertahan dalam kondisi ekonomi yang buruk sekalipun. Menariknya justru sebagian besar dari mereka memulainya dari bisnis kecil.Bagaimana cara mereka maju dan sukses? Mengapa bisnis yang sama lainnya ambruk? Mengapa bisnis lain yang jauh lebih besar justru ambruk?
Alam semesta telah memberikan potensi besar bagi kita untuk tumbuh dan berkembang.Alam ini penuh dengan kelimpahan (abundance) yang tak terbatas yang dapat dinikmati oleh siapa saja. Kelimpahan ini cukup bagi semua orang dan juga bagi semua bisnis.Pendapat tentang keterbatasan dan kelangkaan (scarcity) adalah pemikiran pesimis yang berbahaya dan harus disingkirkan dari dalam benak.Untuk terus maju, makmur dan sukses maka konsep “kelimpahan” harus dipegang kuat. Alam semesta kita mampu memberikan kemakmuran bagi semua orang yang siap, mau dan melakukannya.
Tanamkan keyakinan bahwa kita pasti mampu membangun bisnis, sukses dan kita pasti bisa sukses. Motivasi yang kuat, semangat untuk terus belajar, bergerak dan bertindak akan menjadi proses pembelajaran tanpa henti yang mampu menciptakan kesuksesan demi kesuksesan.Perkataan Thomas Edison bahwa genius adalah 99% usaha (belajar dan bertindak) dan hanya didukung oleh 1% keberuntungan adalah nyata dan harus ditanamkan kuat-kuat dalam pikiran.