Lihat ke Halaman Asli

Citra Melati

Perempuan pembelajar

Kesadaran

Diperbarui: 16 Agustus 2024   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Kesadaran (Consciousness)

Untuk mencapai kesadaran memerlukan waktu dan proses panjang, tergantung dari subjek individu yang memang mempunyai commonsense (nalar), rasa ingin tahu, dan logika (hidupnya akal) atau pernah mengalami pengalaman titik nol atau titik terendah dalam hidup. Titik terendah berupa kepahitan dalam pribadi hidup atau melihat kemiskinan, kelaparan, peperangan, ketidakadilan, dsb.

Untuk mencapai kesadaran memerlukan beberapa titik tahapan, yaitu pada titik level mengetahui (tahu) kemudian ke titik level memahami (mengerti) baru kemudian ke titik level menyadari (sadar). Setelah mencapai pada titik level kesadaran terbentuklah banyak kesadaran yang secara alami mulai ada keinginan dan kemauan untuk mencapai pada titik puncak level tertinggi yaitu aksi nyata. Tanpa adanya kesadaran, aksi nyata tak akan bisa terwujud. Ibarat kesadaran adalah sebuah batang korek, aksi nyata adalah api. Untuk menyalakan api perlu menggoreskan batang korek pada kotak korek api. 

Api diperlukan untuk menerangi kegelapan, sehingga isi dunia akan terlihat. Jika tidak ada sinar dan cahaya dari api maka seisi dunia akan terlihat suram dan gelap. Api adalah simbol keberanian, semangat, kebijaksanaan dan kehidupan. Bagaimana manusia bisa hidup tanpa adanya api dalam jiwa, yang ada hanyalah kegelapan dalam jiwa. Namun kegelapan akan terus terjadi jika manusia tak menyalakan api. Tanpa adanya sinar dan cahaya, manusia bisa saling bertabrakan salah arah tak tahu tujuan. Jiwa yang terang diperlukan untuk menerangi jalan yang gelap agar manusia bijak dalam melihat, menghargai dan menilai kehidupan yang merepresentasikan apa itu nilai-nilai kehidupan sebenarnya.

Api yang menyala bisa padam oleh rintangan angin yang suatu saat membuatnya padam. Api dalam jiwa seringkali dipadamkan oleh sifat keserakahan, keegoisan, kebodohan, ketidakpedulian, dan kesombongan manusia sehingga manusia menjadi buta. Ketika jiwa manusia buta, manusia tidak bisa membedakan mana lawan mana kawan. Manusia yang tidak mempunyai kesadaran artinya manusia telah menjadi tidak sadar, ketika tidak sadar maka jiwa itu tidak hidup, jiwa itu telah mati, hanya sebuah fisik raga seperti zombie berjalan tanpa pikiran dan jiwa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline