Bogor, 26 Oktober 2024 -- Divisi Young Agriculture The Doctor 61 IPB menggelar pelatihan Agri-Inovasi bertemakan "Sustainable Farming: Menerapkan Aquaponik di Era Modern Bersama Pemuda Pertanian" Acara yang berlangsung di RK CCR 1.09, IPB University, sejak pukul 07.30 hingga 10.35 WIB ini dihadiri oleh anggota The Doctor 61 yang tertarik mempelajari teknologi aquaponik sebagai salah satu solusi untuk mencapai pertanian berkelanjutan.
Acara dimulai dengan serangkaian agenda formal, diawali dengan pembukaan oleh MC, dilanjutkan dengan tilawah, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne IPB, dan Mars Asrama. Ketua Lini Club dan Ketua Pelaksana menyampaikan sambutan dan memberi apresiasi pada partisipan yang hadir, para mahasiswa yang tertarik pada peran pemuda dalam mengembangkan inovasi di bidang pertanian yang mampu menjawab tantangan lingkungan.
Pelatihan kali ini menghadirkan Rahmadi Abdul Aziz atau kerap disapa dengan panggilan Kak Aziz, mahasiswa program studi Agronomi dan Hortikultura angkatan 58 IPB University, sebagai narasumber. Dalam pemaparannya, Kak Aziz menjelaskan prinsip dasar, manfaat, dan dampak aquaponik, serta potensinya dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan.
Kak Aziz menjelaskan prinsip dasar aquaponik, yaitu metode pertanian yang memadukan budidaya ikan dan tanaman dalam satu ekosistem yang terintegrasi. Ia menguraikan bahwa dalam sistem ini, amonia dari kotoran ikan dimanfaatkan sebagai nutrisi tanaman, sementara tanaman bertindak sebagai penyaring alami yang mengembalikan air bersih ke habitat ikan. Konsep ini tidak hanya menghasilkan pertanian yang hemat lahan dan air, tetapi juga mendukung pemeliharaan ekosistem yang lestari.
Kak Aziz juga memperkenalkan teknik dan komponen penting dalam sistem aquaponik, seperti jenis tanaman dan ikan yang cocok, kebutuhan air, serta aspek teknis seperti pengaturan pH dan kualitas air. Aquaponik dapat digunakan untuk ikan konsumsi, ikan hias, dan bahkan beberapa jenis ikan laut, dengan penyesuaian pada media tumbuh yang sesuai. Ia menginspirasi peserta dengan menyatakan bahwa pertanian berkelanjutan tidak hanya bermanfaat secara lingkungan, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Sistem aquaponik konvensional dan aquaponik modern pun dibahas oleh Kak Aziz. Sistem aquaponik konvensional yang seadanya jauh berbeda dengan sistem aquaponik modern, yang tentunya memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan sanitasi dan efisiensi integrasi nutrisi pada tanaman, serta dirancang agar berkelanjutan. Dengan perawatan yang tepat, alat-alat aquaponik dapat bertahan hingga 3-5 tahun, menjadikan sistem ini hemat biaya dalam jangka panjang.
Ketika sesi tanya jawab berlangsung, antusiasme peserta sangat terasa. Salsa, salah satu partisipan pelatihan, menyampaikan bahwa menanam tumbuhan dengan cara aquaponik itu keren dan unik, perpaduan antara air, ikan, dan tanaman. Peserta lainnya, menanyakan keunggulan produk aquaponik yang kualitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang menggunakan media tanah. Kak Aziz memberikan penjelasan dan menekankan pentingnya pengelolaan sistem yang baik untuk mencapai hasil optimal.
Setelah sesi tanya jawab, panitia memberikan apresiasi bagi partisipan yang aktif bertanya, dilanjut pemberian cendera mata kepada narasumber. Lalu, pelatihan ini ditutup dengan doa bersama dan sesi dokumentasi. Para peserta mengatakan bahwa pelatihan ini sangat berkesan. Selain menambah relasi baru, juga meningkatkan pengetahuan tambahan terkait inovasi pertanian modern, khususnya sistem aquaponik yang ramah lingkungan dan berpotensi. Peserta berharap agar kegiatan pelatihan ini terus berlanjut dan semakin meningkatkan antusiasme terhadap dunia pertanian berkelanjutan di kalangan pemuda.
Pelatihan Agri Inovasi yang diselenggarakan ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya poin keenam, yaitu air bersih dan sanitasi. Dengan mengimplementasikan sistem aquaponik, para peserta diharapkan dapat berkontribusi pada ketahanan pangan melalui praktik pertanian yang efisien dan ramah lingkungan, serta mendukung pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. Melalui pelatihan ini, pemuda diharapkan mampu menciptakan solusi inovatif untuk tantangan pertanian di masa depan, selaras dengan komitmen global terhadap keberlanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H