Halo, runners! tidak terasa 4 hari lagi Mandiri Jogja Marathon 2023 yang merupakan salah satu hajatan lari terbesar di Indonesia bakal membuat kota Jogja menggeliat seru. Namun, ada kabar gembira dan kabar buruk yang perlu kalian tahu sebagai seorang runner yang akan "turun" di ajang tersebut. Wuih! apaan tuh?
Kabar buruknya, kalian akan merasakan rasa sakit, rasa lelah, dan mungkin rasa putus asa saat berlari dalam marathon.
Kabar baiknya? Itu adalah bagian dari perjalanan. Dari rasa sakit itu, kalian akan belajar bahwa stamina bukanlah satu-satunya yang diperlukan dalam lomba lari. Tapi yang lebih penting lagi, adalah belajar bagaimana menahan ego di lintasan terutama saat didahului atau disalip pelari lain.
Apa? Disalip orang lain? Masa aku, yang telah berbulan-bulan berlatih, di "asapin"oleh orang lain? Nggak banget! Harga diri dan gengsi sebagai pelari harus dipertahankan dong!
Tunggu dulu. Coba tarik nafas, keluarkan, dan dengarkan. Di sini kita akan bicara tentang tips dan trik memenangkan lomba dalam hidup, yaitu lomba menahan ego saat disalip orang lain di lintasan lomba lari.
Pertama, sadari bahwa lomba lari bukan tentang siapa yang paling cepat, tapi tentang siapa yang paling tahan banting baik secara fisik dan mental. Lalu, saat disalip oleh pelari lain, jangan buru-buru merasa terancam. Orang yang mendahului bisa jadi cuma memakai strategi berbeda, bukan berarti dia lebih unggul. Jadi, buang jauh-jauh pikiran "Ah, dia pasti lebih baik dariku!".
Saat kalian di lewati, anggap saja sebagai tantangan yang memacu semangat. Tapi ingat, semangat yang dimaksud bukan semangat menggebrak untuk langsung menyusul dan mendahului, tapi semangat untuk mempertahankan ritme lari kalian sendiri.
Setiap pelari punya strategi dan ritme masing-masing. Nah, di sinilah letaknya sisi positif. Dengan fokus pada ritme lari sendiri, kalian jadi bisa lebih tahu kapasitas dan batasan diri.
Namun, ada juga sisi negatif yang muncul bila kita terlalu memaksakan diri untuk menyusul. Kalian bisa kehabisan energi di tengah jalan dan berakhir dengan kegagalan. Ingat cerita balap lari kura-kura dan kelinci? Kalian tau kan siapa yang menang di cerita tersebut.
Lalu, bagaimana dengan harga diri dan gengsi? Perlu diingat, sejatinya gengsi adalah sebuah perspektif. Kalau kalian merasa gengsi terusik hanya karena disalip, coba ubah perspektif kalian. Pikirkan ini, "Orang lain boleh saja mendahului, tapi yang penting aku bisa mencapai garis finish dengan cara terbaikku."