Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika mendengar kata "Merdeka Belajar"?
Sebutlah Bu Tutik, seorang guru PPKN yang telah berjuang keras menerapkan inisiatif pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini. Bagi Beliau, kata tersebut merupakan sebuah manifestasi dari kebebasan belajar yang sebenarnya.
Latar belakang komitmen pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui Merdeka Belajar bermula dari satu kesadaran: setiap anak unik dan berbeda. Program ini membuka jalan bagi anak-anak untuk lebih mendalami minat dan bakat yang mereka miliki, dan bukan hanya berfokus pada nilai atau prestasi akademik semata.
Berbagai perubahan pun harus Bu Tutik lakukan sebagai guru untuk mendukung program ini. Paling tidak, tiga aspek harus beliau transformasikan yaitu: mindset, eksplorasi kurikulum yang out of the box, dan penguasaan teknologi pendukung. Semuanya beliau lakukan untuk satu tujuan, yakni untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi murid-murid Bu Tutik.
Transformasi Mindset untuk Merdeka dari Batas dan Standar
Pada tahap awal transformasi mindset ini, Bu Tutik harus menghadapi berbagai tantangan. Mulai dari melepaskan paradigma lama yang selama ini menjadi landasan dalam proses belajar mengajar, hingga merasa ragu dan takut akan perubahan yang belum tentu menghasilkan hasil positif. Namun, keyakinan Bu Tutik bahwa setiap anak memiliki potensi unik untuk dikembangkan menjadi landasan bagi Bu Tutik untuk berani mencoba dan beradaptasi dengan pendekatan baru.
Bu Tutik memulai dengan merubah cara Bu Tutik memandang keberhasilan dalam belajar. Bukan lagi sekadar nilai ujian atau kepatuhan terhadap aturan, tetapi lebih kepada perkembangan keterampilan dan minat individu murid.
Apakah mereka dapat mengekspresikan diri dengan baik? Apakah mereka dapat menunjukkan pemahaman mendalam tentang topik yang mereka minati? Apakah mereka menunjukkan kreativitas dan inisiatif dalam belajar? Itulah indikator keberhasilan baru dalam pandangan Bu Tutik.
Dalam prakteknya, perubahan mindset ini bukan hanya mengubah cara Bu Tutik mengajar, tetapi juga bagaimana beliau berinteraksi dan berkomunikasi dengan murid-murid. Bu Tutik berusaha untuk lebih mendengarkan, memahami, dan mendukung mereka, baik dalam kegiatan belajar maupun dalam kegiatan lainnya yang sesuai dengan minat dan bakat mereka..
Eksplorasi Kurikulum yang Out of the Box