Bumi itu ilusi.
Banyak kenikmatan hingga tidak sadar diri dan lupa, bahwa ini hanyalah titipan semata. Semua yang datang dan berada dalam genggaman, akan raib dengan perlahan.
Tapi aku manusia. Punya nafsu. Yang sialnya sudah terlena dalam rengkuh harsa semu.
Aku tidak berpikir, hanya mengikuti alur bagai air mengalir. Sampai tidak sadar, aku tersesat; terombang-ambing di tengah arus, terjebak dalam labirin ekspektasi.
Mereka yang aku titipkan sejumput harap telah hirap. Tinggalkan aku seorang diri di tengah hutan antah berantah.
Sendiri. Sepi.
Dan perlahan habis dilahap sunyi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H