Lihat ke Halaman Asli

Surat Cintaku

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12954029631675696040

Kuaggap  angin  lalu  saat  kau  mengayunkan  langkah  dihadapanku Sekedar  berlalu, Seperti  tak  menyadari  keberadaan Melewati  relung  hati  yang  pada  saat  itu  membatu  dan  meragu Dan  melupakan  bahwa  ada  satu  hati Yang  menunggu, Yang  merana, Yang  nelangsa, Yang  berharap... Maafkan  aku  belahan  jiwaku Aku  tahu  betapa  mahal  kesalahan  yang  harus  aku  bayarkan Betapa  sepinya  riangku  sekarang Betapa  rindunya  panca  indraku  akan  ragamu Betapa  kosongnya  ruang  jiwaku  tanpa  nyawamu Dan  betapa  jenuhnya  pencarianku Tanpamu... Tanpamu... Tanpamu... Dengan  bodoh  aku  terlambat  kusadari  saat  ini Bahwa  betapa  kehilangan  aku  saat  aku  memang  benar-benar  kehilanganmu "Sesuatu"   yang  dulu  aku  anggap  biasa Yang  dulu  aku  anggap  layak  dan  sepantasnya  aku  terima Yang  dulu  aku  kira  dapat  dengan  mudah  kutemui Yang  dulu  terkalahkan  oleh  naifnya  usia Yang  dulu  tersisihkan  oleh  keegoisan  semata Kini  berubah  menjadi  "segalanya"  dalam  hidupku "Segalanya"yang  sekarang  menjadi  mewah  bagi  hatiku Yang  sekarang  tak  mungkin  dicicipi  lagi  oleh  panca  indraku Yang  sekarang  dengan  susah  payah  harus  kuperjuangkan Yang  sekarang  dengan  beku  hati  harus  kucari  lagi... Tak  bisa  kuputar  waktu,manisku Tak  bisa... Hanya  untaian  maaf  tanpa  nada Yang  bisa  kunyanyikan  saat  ini Dihadapanmu.... Ditelingamu.... Semoga  terdengar  oleh  hatimu Doaku  selalu  untukmu Kini, Bahagiamu  adalah  hartaku Tertanda, Orang  bodoh  di  dunia Seonggok  daging  tanpa  jiwa, Sekeping  hati  tanpa  cinta.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline