Lihat ke Halaman Asli

CLC Gelar Kado Buat Kota Tercinta Jilid 7

Diperbarui: 30 Desember 2015   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Poster"][/caption]Hiruk-pikuk Pilkada serentak 2015 di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Purbalingga, tak lepas dari tangkapan kamera CLC Purbalingga. Hingga tahapan penetapan calon bupati dan wakil bupati, terkemas empat judul film dokumenter pendek yang siap diputar dan didiskusikan.

Kompilasi film tersebut, seperti tahun-tahun sebelumnya, akan turut menyemarakan ulang tahun kota Purbalingga dengan program Kado buat Kota Tercinta jilid 7. Program kado rencananya digelar pada Sabtu, 26 Desember 2015 jam 19.30 di Mabes CLC Jl. Puring No. 7 Purbalingga.

"Selama hampir empat bulan, kami dibantu teman-teman pelajar turun ke lapangan mengikuti tahapan-tahapan Pilkada Purbalingga 2015. Berbagai fenomena Pilkada kami tangkap untuk kemudian masuk ke komputer editing, kami pilah menjadi film-film dokumenter pendek," tutur Direktur CLC Bowo Leksono.

Tahun ini, program yang memasuki tahun ketujuh ini mengangkat tema "Coreng-Moreng Pilkada". Akan memutar film-film dokumenter pendek berjudul, "Pilu KPU", "Runtuhnya Hegemoni Partai", "Kontra Panwas", dan "Bagongan?".

Film "Pilu KPU" berkisah tentang bagaimana perjuangan KPU Purbalingga terutama dari divisi sosialisasi namun hasilnya belum memenuhi target, "Runtuhnya Hegemoni Partai" tentang koalisi partai yang mengusung calon bupati terpilih namun dengan suara yang tidak signifikan.

Sementara film "Kontra Panwas" membeberkan bagaimana polah-laku Panwaslu Kabupaten Purbalingga yang banyak melahirkan kontra bagi masyarakat Purbalingga. Lalu, film "Bagongan?" yang menyisakan pertanyaan apakah salah satu pasangan calon bupati masih tetap sebagai calon boneka hingga akhir tahapan Pilkada.

Menurut Bowo, nantinya kompilasi film ini boleh diputar dan menjadi bahan diskusi dimanapun. "Kami memandang, Pilkada Purbalingga 2015 ini terbilang unik, karenanya penting untuk didiskusikan secara akademik," jelasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline