Lihat ke Halaman Asli

Produksi Fiksi SMK 1 Purbalingga 2015

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14272131511498120026

[caption id="attachment_374775" align="alignnone" width="500" caption="Proses produksi"][/caption]

Tahun ini, Smega Movie ekstrakulikuler sinematografi SMK 1 Purbalingga memproduksi film pendek berjudul "Skandal Arit" (Skandal Sabit) yang diangkat dari sebuah cerita pendek (cerpen) dengan judul yang sama karya Misyatun. Misyatun sendiri adalah penulis skenario sekaligus sutradara film "Lawuh Boled" (2013) yang banyak menyabet penghargaan tingkat nasional.

Jadwal pengambilan gambar dilakukan pada Selasa, 24 Maret 2015 di dua lokasi yaitu sekitar Kelurahan Mewek dan Desa Babakan, keduanya masuk wilayah Kecamatan Kalimanah, Purbalingga.

Monica Sri Wulandari, selaku sutradara, mengatakan skenario film ini meski hanya menampilkan dua pemain, namun kami menilai sangat berat. "Meskipun ceritanya sederhana, namun dibutuhkan karakter tokoh yang kuat dengan dialog-dialog yang bernas," ungkap siswi kelas X jurusan Akuntansi ini.

Monica menambahkan, ia dan krunya merasa tidak mudah mencari pemain atau talen yang mempunyai dasar atau bakat akting yang baik. "Kualitas akting pemain film ternyata sangat menentukan kualitas film itu sendiri," jelasnya.

"Skandal Arit" mengisahkan tentang Sumirah dan Sanrikin, dua petani yang berbeda watak. Suatu hari, Sanrikin kehilangan sabitnya dan langsung menuduh Sumirah yang mencurinya. Sementara Sumirah yang tidak merasa mencuri pun marah.

Kemarahan Sumirah bertambah ketika ia mengetahui, Sanrikin menggeser sebuah pohon pembatas tanah mereka menjorok ke ladang milik Sumirah. Tidak sampai di situ, Sanrikin masih terus menuduh bahwa Sumirah lah pencuri sabitnya.

Menurut Djatmiko Andi Pratama, meskipun sudah menjadi kegiatan ekstrakulikuler yang resmi di sekolah, namun masih banyak kendala yang dihadapi. "Dari mulai mengakses dana sekolah, hingga belum terfasilitasinya peralatan produksi," ujar siswa kelas X jurusan RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) yang bertindak sebagai kameraman.

Sejak 2010, Smega Movie menjadi langganan peserta Festival Film Purbalingga (FFP). Tahun ini pun, meski didominasi kelas X, mereka berusaha memproduksi film pendek untuk diikutkan pada program Kompetisi Pelajar Banyumas Raya pada FFP bulan Mei 2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline