[caption id="attachment_322490" align="alignnone" width="500" caption="Kepala Dusun Karanggedang membuka FFP 2014 didampingi Direktur FFP."][/caption]
Belum lagi mentari tenggelam di ufuk barat, bulan sabit dengan tak malu-malu menampakkan parasnya dan dikelilingi bintang-bintang berlatar warna biru. Langit cerah dan layar pun sudah terkembang melintang di jalan dusun. Desa yang biasanya sunyi, sore itu tampak sumringah dengan anak-anak yang berlarian di seputaran layar putih yang tertancap.
Malam itu, Sabtu, 3 Mei 2014, Festival Film Purbalingga (FFP) 2014 dimulai di Dusun Karanggedang, Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Purbalingga. Festival tahunan yang digagas Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga dan sudah memasuki tahun kedelapan ini dibuka oleh kepala dusun (kadus) ditandai bunyi kendang Jawa yang ditabuh.
Dalam sambutannya, Kadus Karanggedang Tarmono mengatakan kegembiraannya menjadi salah satu titik program Layar Tanjleb sekaligus lokasi pembukaan FFP. “Ini sejarah. Biasanya habis maghrib, orang desa ya ngumpul di rumah nonton tivi. Malam ini, ngumpul di jalan nonton film layar besar,” tuturnya.
Jalan dusun yang hanya dilewati mobil hingga sore hari, sudah dipadati warga yang datang dari semua penjuru. Mereka antusias, selain tidak pernah ada hiburan di luar rumah juga penasaran dengan film-film yang hendak diputar.
[caption id="attachment_322491" align="alignnone" width="500" caption="Suasana layar tanjleb FFP 2014"]
[/caption]
Pada kesempatan pembukaan itu, memutar film-film pendek dan panjang, yaitu “Tuyul” dari SMP 4 Karangmoncol, “Segelas Teh Pahit” dan “Selendang Lengger” dari SMA Rembang, “Penderes dan Pengidep” dari SMA Kutasari keempat film itu karya pelajar Purbalingga.
Sementara film dari luar purbalingga, “Boncengan” dan “Gazebo” sutradara Senoaji Yunus produksi Sanggar Cantrik Yogyakarta serta film bioskop “Sang Penari” sutradara Ifa Isfansyah produksi Salto Films Jakarta.
Menurut Direktur FFP Bowo Leksono, menghidangkan tontonan film yang baik bagi warga desa merupakan tugas dari FFP. “Warga desa yang tinggal di pelosok, juga mempunyai hak menonton film-film berkualitas yang tidak mudah mereka akses. Dan dengan layar tanjleb keliling inilah caranya,” ujarnya.
Rencananya, program Layar Tanjleb FFP 2014 berkeliling ke 18 desa di wilayah Banyumas Raya (Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap, dan Banyumas). Selanjutnya, pada Senin malam, 5 Mei 2014, akan menyambangi Desa Giritirta, Kecamatan Pejawaran, Banjarnegara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H