Lihat ke Halaman Asli

Layar Tanjleb FFP 2014 Desa Kesugihan Kidul, Kesugihan, Cilacap

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1399666285367709202

[caption id="attachment_323217" align="aligncenter" width="500" caption="Penjual jagung bakar di layar tanjleb."][/caption]

Bunyi jimbe bertalu-talu, rampak dan seirama. Harmoni pentas perkusi makin mengundang warga untuk berkumpul mendekati layar putih yang disorot proyektor sebagai pusat perhatian. Malam itu, rombongan Laskar Layar Tanjleb Festival Film Purbalingga (FFP) 2014 hijrah dari Kabupaten Banjarnegara ke Kabupaten Cilacap.

Hari pertama di Kota Bercahaya, layar ditancapkan di lapangan kampus Institut Agama Islam Imam Ghozali (IAIIG) yang tepatnya di Desa Kesugihan Kidul, Kecamatan Kesugihan, Cilacap, Jumat, 9 Mei 2014.

Pada kesempatan sambutan, Pembantu Rektor III IAIIG Soiman Nawawi, S.H., mengungkapkan rasa senangnya dapat kebagian titik roadshow layar tanjleb FFP. “Tidak hanya warga kampus yang berkesempatan menonton tapi juga warga sekitar kampus. Harapannya, film-film yang diputarmampu menginspirasi dan ada hikmah yang dapat diambil,” tuturnya.

[caption id="attachment_323218" align="aligncenter" width="500" caption="Layar terkembang."]

13996663231807624255

[/caption]

Program layar tanjleb FFP yang digagas Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga dan memasuki titik ke-5 dari rencana 18 titik pemutaran saat itu, memutar film-film pendek Banyumasan bertajuk “Dhewek be Islam” dari MA Minat Kesugihan Cilacap, “Tuyul” dari SMP 4 Karangmoncol Purbalingga, dan “Penderes dan Pengidep” dari SMA Kutasari Purbalingga.

Serta film-film dari luar Banyumas Raya, seperti “Boncengan” dan “Gazebo” sutradara Seno Aji Julius dari Sanggar Cantrik Yogyakarta serta film yang terinspirasi novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari berjudul “Sang Penari” disutradarai Ifa Isfansyah produksi Salto Films Jakarta.

Menurut Tri Wijiani Lestari, salah satu penonton, adanya pemutaran film di lingkungan kampus sekaligus memperkenalkan kampus baru di wilayah Cilacap. “Tidak hanya itu, setidaknya akan memancing mahasiswa mampu membuat film agar tidak kalah dengan pelajar di wilayah Banyumas Raya,” ujar mahasiswi IAIIG ini.

Salah satu pegiat FFP Canggih Setyawan berujar, meski pemutaran layar tanjleb di lapangan kampus, namun tetap tepat sasaran. “Lingkungan kampus tidak eksklusif, sehingga warga sekitar tetap bisa masuk dan menonton film-film yang diputar,” jelas mahasiswa jurusan Sosiologi Unsoed.

Malam berikutnya, Armada Layar Tanjleb akan singgah di Desa Mertasinga, Kecamatan Cilacap Utara, Cilacap, pada Sabtu, 10 Mei 2014. Titik putar di Kabupaten Cilacap mendapat dukungan penuh dari komunitas film Sangkanparan Cilacap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline