Di tengah dunia digital yang semakin berkembang, konten visual telah menjadi komponen penting bagi para content creator. Bagi banyak kreator yang tidak memiliki keterampilan desain profesional, Canva selalu menjadi alat andalan untuk menghasilkan visual berkualitas tinggi. Namun, baru-baru ini, Canva membuat langkah yang mengejutkan dengan mengumumkan kenaikan harga hingga 300%. Kenaikan ini khususnya memengaruhi pengguna Canva Teams, paket langganan yang sering digunakan oleh tim kecil, freelancer, hingga bisnis berskala menengah.
Sebelum kenaikan harga ini, Canva Teams ditawarkan dengan harga yang terjangkau, sekitar $12,99 per bulan, namun kini melonjak drastis menjadi $39,99 per bulan. Ini menimbulkan pertanyaan besar di benak banyak pengguna: apakah Canva masih layak untuk diandalkan?Menurut laporan dari The Verge, kenaikan harga ini sejalan dengan penambahan fitur-fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) yang baru diperkenalkan oleh Canva. Fitur-fitur AI tersebut dirancang untuk mempercepat proses desain dan memberikan lebih banyak fleksibilitas dalam menciptakan konten.
Mulai dari penghapusan latar belakang dengan satu klik hingga fitur pengeditan otomatis yang memungkinkan pengguna membuat desain hanya dengan deskripsi teks, semua ditambahkan untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Meski fitur-fitur ini menarik, bagi sebagian besar pengguna, kenaikan harga tetap menjadi masalah serius, terutama bagi mereka yang tidak membutuhkan semua kecanggihan tersebut dalam pekerjaan sehari-hari.
Bagi banyak content creator, Canva dikenal sebagai solusi mudah dan cepat dalam membuat desain visual tanpa harus memiliki keterampilan teknis yang mendalam. Platform ini menawarkan berbagai macam template siap pakai yang bisa digunakan untuk media sosial, presentasi, hingga materi pemasaran. Namun, dengan kenaikan harga yang cukup drastis ini, banyak pengguna merasa kehilangan akses terhadap alat yang sebelumnya dianggap sebagai jembatan antara kreativitas dan keterbatasan teknis. Andrea Wiwandhana, Founder CLAV Digital, menyatakan bahwa "Kenaikan harga ini tentu masuk akal dari perspektif bisnis Canva, mengingat investasi besar yang diperlukan untuk pengembangan teknologi AI. Namun, bagi kreator kecil, ini adalah pukulan yang berat."
Keputusan Canva untuk menaikkan harga juga memicu kekhawatiran di kalangan content creator kecil dan freelancer. Mereka yang bergantung pada Canva untuk operasional harian kini harus mempertimbangkan ulang apakah masih layak untuk tetap berlangganan, atau mencari alternatif yang lebih terjangkau. Di sisi lain, perusahaan besar atau agensi yang menangani proyek-proyek desain berskala besar mungkin akan melihat kenaikan ini sebagai investasi yang sepadan.
Fitur AI yang baru memungkinkan mereka bekerja lebih cepat, mengurangi waktu desain yang biasanya memakan waktu berjam-jam menjadi hanya beberapa menit. Namun, bagi kreator yang hanya menggunakan Canva untuk keperluan sederhana seperti postingan media sosial atau pembuatan brosur, kenaikan harga sebesar ini dirasakan tidak relevan dengan kebutuhan mereka.
Tidak hanya itu, banyak content creator juga merasa terjebak dalam situasi yang sulit. Canva telah menjadi alat yang sangat integral dalam alur kerja mereka selama bertahun-tahun. Adaptasi ke platform baru tentu akan memakan waktu dan energi, belum lagi risiko kehilangan akses ke template-template yang sudah diandalkan. Meskipun ada beberapa alternatif desain grafis lain yang lebih murah seperti Adobe Express atau Crello, tidak ada yang sekomprehensif dan seintuitif Canva. Platform lain seperti GIMP atau Inkscape juga sering dianggap sebagai opsi alternatif, namun penggunaannya jauh lebih rumit dan membutuhkan waktu belajar yang lebih lama. Bagi content creator yang tidak punya banyak waktu atau sumber daya untuk beradaptasi dengan platform baru, beralih dari Canva bukanlah pilihan yang mudah.
Meski demikian, di balik tantangan ini, ada juga yang melihat peluang. Canva dengan fitur AI terbarunya memberikan kekuatan lebih bagi pengguna yang benar-benar memanfaatkan teknologi tersebut. Proses desain yang sebelumnya memakan waktu lama kini dapat dipercepat secara signifikan.
Misalnya, fitur Magic Resize memungkinkan pengguna mengubah ukuran desain untuk berbagai platform media sosial dengan satu klik, sementara fitur AI Text to Image bisa membuat gambar sesuai dengan deskripsi teks. Ini tentu sangat berguna bagi tim pemasaran atau agensi yang harus menangani banyak klien dalam waktu singkat. Bagi mereka, kenaikan harga ini mungkin tidak menjadi masalah besar, selama mereka mendapatkan nilai tambah dari fitur-fitur baru yang ditawarkan.
Untuk menghadapi kenaikan harga ini, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh para content creator. Pertama, penting untuk mengevaluasi kembali kebutuhan desain masing-masing. Jika penggunaan Canva hanya untuk keperluan dasar, mungkin versi gratisnya masih cukup memadai. Meskipun fitur AI hanya tersedia dalam versi berbayar, banyak fungsi dasar yang tetap bisa diakses tanpa perlu berlangganan paket premium. Bagi mereka yang merasa terlalu dibebani dengan harga baru, mengeksplorasi platform alternatif juga bisa menjadi solusi. Visme, Crello, atau bahkan Adobe Express menawarkan harga yang lebih kompetitif dengan fitur yang tidak kalah menarik.
Namun, jika Anda memutuskan untuk tetap menggunakan Canva, pastikan untuk memanfaatkan fitur-fitur AI yang mereka tawarkan secara maksimal. Dengan cara ini, Anda bisa mendapatkan nilai lebih dari langganan yang lebih mahal. Selain itu, belajar desain grafis dasar menggunakan software seperti Photoshop atau Illustrator juga bisa menjadi investasi jangka panjang yang baik. Memiliki kemampuan desain yang lebih mendalam akan memberi Anda fleksibilitas lebih besar dan mengurangi ketergantungan pada platform seperti Canva.