Legian Kioku merupakan salah satu legian yang terbentuk dari insan putri non asrama IPB University angkatan 59. Legian kioku mengikuti fun legian dengan melakukan riset untuk mengetahui dampak hujan di Bogor bagi pembangunan tata ketak kota Bogor. Artikel ini kami terbitkan untuk menambah wawasan dari pembaca tentang dampak hujan bagi kota Bogor.
Bogor merupakan salah satu kota yang berada di provinsi Jawa Barat. Bogor telah mendapat julukan sebagai kota hujan karena memiliki curah hujan yang tinggi. Hal itu dapat disebabkan karena letak geografis Bogor yang terletak di antara tiga gunung besar, yaitu Gunung Salak, Gunung Pangrango, dan Gunung Gede. Letak geografis Bogor yang diapit oleh tiga gunung besar ini menyebabkan proses pembentukan awan lebih mudah terjadi, sehingga curah hujan Kota Bogor menjadi lebih tinggi. Menurut data pada Badan Pusat Statistik (BPS), curah hujan di Kota Bogor pada bulan Oktober 2022 saja mencapai angka 492,3 mm. Angka tersebut adalah angka curah hujan tertinggi selama tahun 2022. Sayangnya, curah hujan yang tinggi di Kota Bogor tidak hanya membawa keuntungan, namun juga menimbulkan berbagai permasalahan. Salah satu permasalahan yang paling umum diakibatkan oleh tingginya curah hujan di Kota Bogor ini adalah banjir.
Banjir di Bogor disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain cuaca ekstrem, penurunan ruang terbuka hijau, dan perubahan kondisi lingkungan yang menyebabkan banjir sering terjadi di daerah tersebut. Salah satu masalah utama yang menjadi penyebab banjir di Bogor adalah berkurangnya ruang terbuka hijau atau daerah resapan air akibat pembangunan properti di atasnya. Dapat diamati bahwa banyak pemukiman warga yang berlokasi di tepi sungai. Infrastruktur yang dibangun di atas daerah resapan air juga berkontribusi signifikan terhadap terjadinya banjir. Seharusnya, air hujan dapat terserap oleh lahan hijau, namun karena adanya pembangunan, air tersebut mengalir ke sungai, menyebabkan aliran sungai meningkat dan meluap.
Pemerintah Kota Bogor membangun taman-taman hijau di area kota untuk menanggulangi masalah tersebut. Harapannya, taman-taman tersebut dapat membantu penyerapan air hujan di Bogor. Hal lain yang bisa menjadi solusi untuk masalah banjir di Bogor adalah pembuatan sumur resapan dangkal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Elokpere et al. 2022), untuk mencegah terjadinya banjir pada salah satu desa di Kecamatan Dramaga, telah diterapkan konsep zero run off dengan membangun sumur resapan dangkal. Sistem ini berhasil menyerap hampir 60% dari volume banjir ke dalam tanah. Agar aliran hujan tidak seluruhnya terpusat ke saluran air, sistem drainase kota bisa diperbaiki dengan bantuan sumur resapan dangkal tersebut.
Pembangunan wilayah di daerah harus benar-benar sesuai dengan perencanaan wilayah untuk menciptakan sinergi antara keberlanjutan, rasa aman dan sejahtera serta kualitas hidup penduduk. Salah satunya adalah kawasan Cisarua yang terletak di sebelah selatan Kabupaten Bogor dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Cianjur yang memiliki topografi dataran tinggi sehingga dianggap sebagai zona longsor, mengingat curah hujan di kawasan Bogor yang sangat tinggi. Berdasarkan hal tersebut, perencanaan wilayah yang mempertimbangkan risiko longsor menjadi sangat penting mengingat wilayah ini terletak di dataran tinggi. Topografi yang didominasi lereng curam hanya menjelaskan bahwa daerah tersebut rawan pergerakan bumi yang menyebabkan bencana alam seperti tanah longsor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H