Penunjukan Erik ten Hag menjadi manajer oleh Manajemen Manchester United membawa sekaligus keraguan dan harapan. Keraguaan karena kegalan demi kegagalan pelatih-pelatih TOP sebelumnya yang datang dengan optimisme namun pada akhirnya justru sebaliknya membawa hasil yang buruk dan membuat Manchester United sepeninggal Sir Alex Ferguson sudah tak ditakuti lagi.
Bahkan Manchester United kerap alpa dari UCL karena terlempar dari big Four. Namun melihat track record Erik ten hag di Ajax sekaligus memunculkan harapan akan kebangkitan Manchester United di tangan Erik Ten Hag.
Langkah pertama Erik ten hag ialah membawa pemain-pemain yang sesuai dengan rencannya. Hasilnya ia berhasil mendatangkan Lisandroo Martinez, Christian Eriksen, Tyrell Malacia, Antony dan Casemiro. Selebihnya ia memilih untuk memaksimalkan pemain-pemain yang sudah ada.
Sayangnya Manchester United di bawah asuhan Erik ten Hag harus mengalami kekalahan di dual aga awal Berclays Priemer League. Bahkan Manchester United dibantai habis-habisan dengan skor 4-0 dari tim sekelas Brendford yang merupakan tim medioker.
Dengan hasil itu banyak yang berkata; "Sekali lagi Machester United melakukan kesalahan dengan mendatangkan pelatih yang belum Familiar dengan liga Inggris."
Evaluasi pun dilakukan. Maguire dan Ronaldo kemudian berani dicadangkan oleh sang manajer asal belanda. Tentu hal ini membuat ia mendapat kritikan keras karena berani mencadangkan dua pemain senior dan bahkan berani mencadangkan mega bintang.
Hassilnya setelah dua pertandingan itu Erik ten hag akhirnya berhasil menjawab semua keraguan fans dan haters di seluruh dunia dengan hasil positif yang terus didapatkan Manchester United.
Pada laga melawan Man City sebelumnya mereka berhasil dikalahkan Manchester City dengan skor 6-3 yang terbilang cukup telak.
Saat itu kritikan Kembali diterima oleh Erik ten hag yang terkesan sombong karena bermain terbuka melawan Man city yang terkenal agresif dan hasilnya Manchester United pun harus kalah dengan sangat memalukan.
Erik ten hag Kembali mengevaluasi timnya. Perubahan demi perubahan terus dilakukan. Hasilnya pada laga-laga sdelanjutnya mereka berhasil bermain dengan lebih baik. Bahkan mereka berhasil menjadi tim pertama sekaligus satu-satunya tim yang berhasil mengalahkan Arsenal yang merupakan pemuncak klasemen sementara Liga Priemer Inggirs.
Tak berhenti sampai di situ perlahan namun pasdti mereka terus memperbaiki kinerja mereka hingga perlahan menempati posisi big six dan bahkan big four. Old Trafford yang sudah tak angker lagi bagi lawan akhirnya menjadi mimpi buruk bagi siapapun yang datang.