Lihat ke Halaman Asli

Claudia Winata

Seorang ibu rumah tangga pecinta tanaman dan beagle sekaligus freelancer Web Design & Digital Marketing dan pecinta game.

Pasang Lift di Rumah: Uber Gengsi Vs Kebutuhan?

Diperbarui: 26 Januari 2021   17:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah bertingkat seringkali menjadi masalah bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik (shutterstock)

30 Tahun yang lalu masih teringat kompleks perumahan yang kutinggali bersama orang tua di kota Surabaya. Rumah 1 lantai dengan halaman depan yang luas, tempatku berlari-lari menghabiskan masa kecilku. Masih juga tersedia halaman belakang, dengan paviliun kecil terpisah, kolam ikan kecil, pohon mangga rimbun. Sungguh suatu kemewahan. 

Jika dibandingkan dengan saat ini di mana rumah di cluster yang kutinggali hanya menyisakan carport mungil di depan, dan tanah kosong secuil untuk jemuran baju di halaman belakang. 

Sebagai kompensasi dari semakin menyusutnya luas horizontal, perumahan masa kini semakin menjulang ke atas. Dari awal mulanya rumah 2 lantai, 3 lantai, 4 lantai.. bahkan rumah atau ruko 4.5 lantai semakin menjamur akhir-akhir ini.

Tak hanya di kota besar,

bahkan di kota kecil dan kabupaten pun tanah semakin menyusut dan hunian semakin menjulang tinggi. Hal ini tidak menjadi masalah besar jika penghuni rumah terdiri dari orang-orang muda yang sehat. 

Tapi bagaimana dengan kakek nenek yang harus tinggal bersama anak cucunya? Atau bagaimana dengan mereka yang memiliki keterbatasan fisik dan harus menggunakan kursi roda? 

Pada umumnya rumah bertingkat disusun dengan mengoptimalkan ruang yang ada. Lantai pertama dimanfaatkan sebagai  ruang makan, dapur dan ruang keluarga. 

Sedangkan kamar-kamar biasanya diposisikan di lantai atas, yang sebenarnya cukup ideal jika memikirkan sirkulasi udara dan pencahayaannya. Tapi sekali lagi, hal ini menjadi masalah yang cukup rumit jika penghuni rumah adalah mereka yang berusia lanjut atau memiliki masalah kesehatan serius seperti sakit jantung bawaan atau osteoarthritis.

Ditemukannya teknologi lift rumah adalah jawaban dari permasalahan ini. Sebentar, emang apa bedanya lift rumah dengan lift biasa yang dipasang di pusat perbelanjaan atau gedung-gedung perkantoran? 

Lift yang sering kita jumpai di gedung-gedung tinggi pada umumnya adalah lift hidrolik. Berukuran besar, bergerak dengan kecepatan tinggi, dan dipasang dengan menggali pondasi, mempersiapkan ruang mesin terpisah sebagai penggerak lift dan membutuhkan perawatan serius yang rutin setiap 2 minggu atau setiap bulannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline