Lihat ke Halaman Asli

Napak Tilas Perjalanan Cinta Letnan Tendean si Pahlawan Revolusi dan Rukmini

Diperbarui: 11 Mei 2024   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Wikipedia

Perjalanan cinta yang serius dan tulus tidak selalu berakhir mulus. Keseriusan dalam membina cinta, menghadirkan ujian tanpa batas dari segala arah. Memilih bertahan? Ataukah, meninggalkan nestapa dalam bisingnya perjalanan. Solusinya, bertahan dan keseriusan adalah kunci.

Inilah yang dirasakan oleh Rukmini si wanita pujaan hati yang berhasil menggaet hati Letnan Pierre Tendean.

Letnan Pierre Tendean merupakan anak dari pasangan Dr. Aurelius Lammert Tendean, dan sang ibu adalah wanita berdarah Belanda-Prancis, yaitu Maria Elizabeth Cornet. Bapak Aurelius Lammert adalah seorang dokter bedarah Minahasa.

Pierre Tendean sejak kecil bercita-cita menjadi seorang tentara, namun keinginan tersebut ditolak oleh kedua orang tuanya. Bapaknya menginkan Pierre Tendean melanjutkan pendidikan dokter di Universitas Indonesia, untuk mengikuti jejaknya. Sedangkan sang ibu mengkhawatirkan keselamatan anak laki-laki satu-satunya tersebut.

 Letnan Tendean, seorang anak kedua dari tiga bersaudara, merupakan satu-satunya putra laki-laki dalam keluarganya. Pada akhirnya Letnan Tendean berhasil masuk akademi militer atas persetujuan dari kakaknya. Saat itu sang kaka mencoba meyakinkan orang tua mereka bahwa Tendean akan baik-baik saja.

Namun sebelum perjalanan karirnya di akademi militer dimulai, Letnan Tendean berkata ke kedua orang tuanya bahwa, ia akan mencoba mengikuti tes masuk kedokteran di Universitas Indonesia sesuai keinginan sang ayah. Namun, jika tidak lulus maka ia akan jadi tentara. Orang tuanya pun setuju saat itu.

Dalam sebuah buku sejarah menuliskan bahwa, Letnan Tendean tidak lolos ujian masuk bukan karena hasil tesnya jelek. Tapi, karena dia tidak mengerjakannya.

Saat Pendidikan militer dimulai, Letnan Tendean termasuk siswa militer yang sangat menonjol di sekolahnya. Bukan karena parasnya yang ganteng tapi karena kepiwaiannya dalam setiap latihan, maupun olahraga. 

Tahun 1962 adalah tahun di mana Pierre Tendean berhasil menyelesaikan studinya dengan pencapaian nilai yang memuaskan, dan di tahun yang sama kariernya di dunia militer pun dimulai.

Setelah lulus pendidikan, Letan Pierre Tendean ditugaskan sebagai Komandan Peleton di Batalyon Zeni Tempur 2 Kodam II Bukit Barisan, Medan. Saat ini pula kisah cintanya dengan seorang wanita cantik dimulai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline