Lihat ke Halaman Asli

Kenaikan Harga Kedelai, Ukuran Tahu Tempe Mengecil. Minyak Goreng, Apa Kabar?

Diperbarui: 20 Februari 2022   05:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

OPINION_ Ukuran tahu dan tempe di pasaran  mulai mengecil diakibatkan kenaikan harga kedelai di tingkat produsen. 

Kementerian Perdagangan menyatakan harga kedelai naik karena mengikuti pasar internasional. Kenaikan terjadi akibat ketidakpastian cuaca dan inflasi bahan makanan di AS, salah satu eksportir utama kedeleai dunia. 

Ukuran tahu dan tempe yang kian mengecil menjadi bahan keluhan anak kos beberapa pekan terakhir ini. Tahu dan tempe yang sebelumnya cukup besar kini ukurannya berubah drastis. Sebenarnya bukan hanya itu. tapi juga, kenaikan harga minyak goreng menjadi bahan rintihan  yang berlarut-larut. Sebagai anak kos yang cukup rasa dampaknya, tentu sedih atas apa yang terjadi. Pemerintah seharusnya sigap untuk  mengatasi dua masalah ini. Bukan karena anak kos, tapi ini berkaitan dengan semua rumah tangga dan ribuan pelaku UMKM diluar sana. Ketika covid meroket ditahun 2020, saya kuliah online dari kampung yang untuk mendapatkan jaringan sajah, harus mendaki bukit. Jadi, segala kenaikan harga dipasaran tidak dipedulikan. Soalnya, lebih peduli dengan jaringan ketimbang isu politik tikus sawah pakai dasi. Ehw, kenaikan harga dipasaran maksutku. Duh,  malah curhat. 

Gejolak harga kebutuhan pokok selalu menjadi isu sensitif yang bisa mencoreng nama baik pemerintah, bukan? Maka dari itu, kelangkaan minyak goreng dan tingginya harga kedelai harus segera diatasi. Pemerintah harus bisa mengambil resiko dengan cara yang legal untuk mengatasi masalah ini. Kalau kasus tikus sawah beralih profesi jadi tikus berdasi, sudah menjadi masala yang tumbuh subur dan tidak basih. Wangi uang kertas para tikus sawah yang baru kenal uang itu, semerbak diuadara. Wait, kok tidak nyambung? hihi maaf.

Akar masalah dari kelangkaan minyak goreng dan kedelai sudah diketahui. Kenaikan harga minyak goreng sudah diperkirakan sejak tahun lalu, menyusul naiknya harga CPO(Crude Palm Oil) di pasar global. Namun, karena tidak adanya kebijakan antisipasi, kelangkaan dan naiknya harga ditanggung konsumen. Mengeluh yang tak kunjung sembuh itu, mengeluh saat kau dan aku tak kunjung temu, oh Bimo Li. 

Sedangkan lonjakan harga kedelai terjadi karena berkurangnya pasokan ke pasar dalam negeri. Pasokan berkurang karena  volume produksi di negara produsen menurun. Dalam kasus kedelai, ketergantungan negara tercinta Indonesia akan produk impor tak terhindarkan. Awal februari 2022, harga kedelai di pasar global berkisar Rp11.240 per kilogram. Kata Reporter cantik dikanal youTube yang kunonton semalam.

Di tahun yang ke 2022 bulan kesatu, dan bulan kedua, kelangkaan serta naiknya harga minyak goreng dan kenaikan harga kedelai, sudah memberikan dampak yang tidak nyaman bagi seluruh rumah tangga dari Sabang sampai Merauke. khususnya ibu-ibu dan tentunya anak kos. Iyaps, anak kos.  Semoga semuanya bisa kembali normal dan tikus berdasi bisa kembali ke got. Tikus sawah maksutku. Sampai disitu dulu, terimakasih.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline