Lihat ke Halaman Asli

Claudia Marta A

Amateur Writer

Dari Skripsi Sampai Mau Bunuh Diri? Gangguan Mental pada Mahasiswa

Diperbarui: 15 Januari 2020   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mulailah memastikan bahwa kita baik-baik saja. Ilustrasi: psychologytoday.com

Tulisan ini adalah hasil dari curhatan teman yang sering bercerita tentang bagaimana mereka berkutat dengan skripsi dan berbagai macam permasalahan yang ada di dalamnya. 

Oke kita mulai ceritanya. Salah satu teman bernama Ajeng (nama disamarkan), pernah bercerita bahwa dia hampir menyerah mengerjakan skripsinya. Loh kok bisa ? Ada apa dengan Ajeng dan skripsinya? 

Ajeng memulai penelitian untuk skripsinya bulan September 2018. Ajeng meneliti tentang financial technology tepatnya penggunaan e-money. Perjuangan Ajeng dalam mengerjakan skripsinya ternyata mengalami jalan yang dapat dikatakan rumit. Memiliki dosen yang menerapkan komunikasi satu arah. 

Hah satu arah? Gimana tuh? Iya komunikasi satu arah, jadi Ajeng sama sekali tidak pernah bimbingan tatap muka melainkan dia harus meletakkan draft skripsinya di meja dosen dan akan mengambilnya jika sudah ada pemberitahuan dari dosen. 

Penelitian Ajeng berjalan satu tahun dengan progress yang sangat mengkhawatirkan. Bisa dibilang Ajeng stuck disitu-situ aja. Ajeng sering bercerita ketika bagaimana dirinya mendapat perlakuan yang kurang mengenakkan dari dosennya. 

Draftnya di coret berkali-kali, hingga kata-kata yang sedikit kurang pantas pernah dilontarkan kepada Ajeng. Kala itu terlihat raut wajah Ajeng yang stress, menangis, hingga dia penah bercerita jika dirinya memiliki pikiran untuk suicide. 

Ajeng mulai bangkit dari keterpurukannya, hingga memutuskan untuk pindah dosen lain pada September 2019. Kini progress skripsinya sudah berjalan, kita doakan yah Kompazianer agar tugas akhir Ajeng segera selesai.

Nah menanggapi cerita Ajeng, ternyata terdapat beberapa permasalahan mental yang sering dialami mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhirnya. Dilansir dari halaman halodoc.com, ada 4 gangguan mental yang rentan dialami oleh mahasiswa, khususnya tingkat akhir.

1. Depresi

Riset American Psychological Association mengatakan bahwa kasus gangguan mental pada mahasiswa mengalami peningkatan 10 persen dalam 10 tahun terakhir yakni sampai tahun 2018. Menurut riset tersebut ada beberapa hal yang menjadi faktor mahasiswa mengidap depresi, diantaranya adalah kurangnya manajeman waktu dalam membagi waktu antara kuliah dan bermain. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline