Pertama gua sampe China, cuaca di sini PANAS BANGET!!! Suhu tertinggi bisa mencapai 40 derajat Celsius, mirip kayak di sauna donk! Untung banget di asrama gua, tiap kamar dikasih AC. Siang2 kalo ga pake AC, rasanya bisa meleleh. Malem2 panasnya memang ga terlalu, tapi tetep aja menderita kalo ga pake AC. Jalan sedikit aja udah basah kuyup karena keringat, dan tenggorokan rasanya haus melulu. Selaen udara gerah, mata gua juga dibikin panas oleh 2 hal : perut dan bulu kelek (ketiak). Wah, apaan nih maksudnya? Pertama, orang China (cowo tentunya) punya kebiasaan untuk berjalan sambil telanjang perut di kala kepanasan. Katanya sih kalo perut kita diangin-angin, badan kita akan terasa sejuk. Walopun kesannya absurd, tapi karena kepanasan, gua pernah nyobain (di beranda kamar tapinya, bukan di jalan) dan bener...panasnya berkurang dan badan gua langsung terasa agak sejuk, hahaha. Kapan2 kalo di Indo lagi panas, cobain deh.
Kedua, kalo summer, sebagai cowo, gua seneng banget. Kenapa? Soalnya cewe di sini bajunya seksi2, hahaha. Baju tipis, ketat, transparan, rok mini...yummy...Tapi ada satu masalah...orang sini jarang cukuran bulu kelek, jadinya kalo mata gua lagi jajan, gua harus hati2...salah2 bukan liat body putih seksi, tapi liat ginseng hitam berkriwil-kriwil di ketiak...hiiiiiiiii.... Ginseng muda Kenapa cewe di sini jarang cukuran? Gua pernah tanya si Fen, temen gua di Beijing, dan dia cerita gini... Percaya ga percaya, bulu kelek tuh secara tidak langsung melambangkan "keperawanan" seorang wanita di China. Jadi seorang wanita biasanya akan rajin cukuran bulu keleknya setelah menikah. Nah, jadi kalo ada wanita yg belum menikah, tapi udah cukuran, kadang2 dia suka dianggap sebagai wanita murahan atau wanita simpanan...karena dianggapnya, dia udah punya "cowo" yg nyuruh dia cukuran...begitu... Aneh ya, tapi ternyata kebiasaan ini tidak hanya berlaku di China, tapi juga di beberapa negara Asia, Afrika, dan Eropa. Beberapa orang temen bule gua bilang bahwa beberapa negara di Eropa seperti Perancis, Moldovia, dll juga punya budaya seperti itu. Salah satu penyebab lainnya, terutama untuk kaum pelajar, adalah karena tidak punya tempat dan waktu untuk shaving. Pelajar di China biasanya tinggal di asrama, dan satu kamar asrama pada umumnya diisi sekitar 6-8 orang. Mereka ga punya kamar mandi pribadi, hanya ada toilet bersama yg biasanya bahkan ga ada pintu (gua pernah nulis post tentang toilet di China, baca deh di sini) Kalo mereka mau mandi, mereka harus pergi mandi ke tempat pemandian umum di mana mereka akan bugil bareng2 di satu ruangan besar yg penuh shower. Intinya, buat cukuran dll, mereka butuh privacy dan di China sini, kehidupan sebagai seorang pelajar, sangatlah minim dengan yg namanya privacy. Kamar mandi umum bagi para pelajar di kampus...cowo cewe dipisah tentunya Ga kebayang gua kalo harus bugil bareng kayak gini...>_< Selain itu, sebagian besar cowo di China tidak mempermasalahkan apakah cewenya shaving atau tidak. Menurut mereka, natural itu indah, dan cewe yg bisa tampil apa adanya tuh seksi. Mereka lebih fokus kepada kepribadian ketimbang fisik cewenya. Selain itu, memang sedari kecil sebagian besar orangtua tidak mengajarkan anak perempuannya untuk centil dan dandan ini itu. Mereka lebih mendidik anaknya supaya rajin belajar dan bekerja daripada soal make-up. Buat mereka, pake lipstick tuh rasanya udah special banget, dan hanya untuk event2 tertentu. Cantik sih...tapi...ehm... Salah satu ciri lain pakaian di musim panas adalah...celana dengan pantat terbuka!!!!! Eits, tapi jangan ngeres dulu, tentunya celana ini hanya digunakan oleh anak2 kecil, bukan orang dewasa. Kenapa anak kecil di sini menggunakan celana dengan pantat terbuka seperti ini? Supaya jika ingin pipis atau pup, mereka bisa melakukannya dengan cepat di mana saja dan kapan saja.
Di China ada sebuah kepercayaan bahwa anak kecil tidak boleh menahan buang air, karena dapat menganggu kesehatan mereka. Jadi daripada sakit, lebih baik biarkan saja mereka buang air di sembarang tempat. Di beberapa kota kecil dan pinggiran kota, seringkali kita akan menemukan anak kecil yg kencing atau pup sembarangan di pinggir jalan atau bahkan di dalam bus kota, tapi di kota2 besar biasanya tidak sebegitunya. Hanya di tempat2 tertentu seperti taman atau di bawah pohon, dan biasanya juga setelah itu langsung dibersihkan. Tentunya orang tua juga tidak sembarangan menyuruh anaknya buang air di sembarang tempat, tapi mereka melakukan hal ini sebagai latihan. Apabila seorang anak ingin buang air, ia akan minta ijin kepada orang tuanya. Biasanya, orang tua akan membawa anaknya ke tempat yg agak jauh dari keramaian, seperti sudut jalan atau semak2, kemudian mereka akan menyuruh anaknya untuk berjongkok dan sang anak baru boleh buang air setelah orang tuanya memberikan aba2 dengan bunyi mendesis seperti ini "Sssss......"
Tapi di sisi lain, metode ini juga berfungsi untuk mengurangi penggunaan popok/pampers yg pada umumnya terbuat dari bahan yg sulit terurai dan berpotensi mengancam kelestarian lingkungan hidup. Bayangin kalo penduduk China yg jumlahnya 1,3 milyar, 7 kali lipat Indonesia, semuanya menggunakan popok/pampers. Bisa2 sampahnya sebesar gunung nanti. Karena itu, meski kesannya jorok, tapi metode ini lumayan efektif untuk diterapkan di China. Dan dibandingkan dengan anak2 di negara lain yg terbiasa buang air di dalam popok, anak2 di China sedari dini sudah dibiasakan untuk belajar buang air sendiri.
Udara panas juga biasanya bikin ngantuk. Kalo kalian jalan2 sekitar jam 1-2 siang setelah makan siang, kalian akan banyak menemukan orang tidur siang...di mana pun. Jadi orang2 di China tuh memang pekerja keras, tapi mereka juga butuh istirahat setelah bekerja keras seharian. Jadi pada umumnya, baik sekolah maupun kantor, selain jam makan siang (jam 12 - 1), mereka juga punya "jam tidur siang" dari jam 1 hingga jam 2 siang. Pada jam2 tersebut, baik pelajar, maupun pekerja di kantor/pabrik, diijinkan untuk tidur siang, untuk me-refresh otak mereka dan siap melanjutkan pekerjaan hingga sore hari.
Tidur siang sih wajar, yg tidak wajar tuh adalah cara tidurnya. Percaya ga percaya, orang China tuh bisa tidur kapan saja, di mana saja, dan dengan bagaimana pun caranya. Ga percaya? Liat deh foto2 di bawah ini. Gua jadi curiga bahwa sebenarnya Nobita adalah orang China, bukan orang Jepang, hahaha...
Makanan yg paling populer di musim panas ini, tentu saja dan tidak lain adalah ES KRIM! Es krim di China ENAK dan MURAH lho! Bayangin, kalian bisa dapet satu batang es krim dengan harga 0.5 s/d 1 Yuan (750 perak s/d 1500 rupiah). Murah banget kan? Es krimnya beraneka ragam pula, kebanyakan belum gua pernah gua temukan di Indonesia. Contohnya, seperti foto di bawah ini : Es krim rasa Mangga...harga 1,5 Yuan (2250 Rupiah) Enak...asem2 dingin gitu Es krim Vanilla berbentuk Mochi...harga 0,5 Yuan (750 perak) MANTAB BRO RASANYA Oya, rasanya juga ga lengkap kalo ngomongin musim panas tanpa cerita soal Qixi Festival. Qixi Festival atau Qingrenjie adalah Valentine nya orang China. Festival ini jatuh setiap tanggal 7 bulan 7 di Kalender China. Pada asalnya, festival ini adalah festival untuk merayakan legenda "Sang Gembala dan Gadis Penenun" Temen2 tau ga ceritanya?
Jaman dahulu kala, Gadis Penenun, yg merupakan seorang dewi dari kahyangan, merasa bosan, dan memutuskan turun ke bumi diam2 untuk bersenang2. Dan tanpa sengaja, hari itu ia bertemu dengan Sang Gembala. Mereka saling jatuh cinta pada pandangan pertama, dan kemudian memutuskan untuk menikah. Mereka saling menyayangi dan hidup bahagia selama beberapa tahun. Namun akhirnya, perbuatan mereka itu diketahui oleh Kaisar Langit dan Gadis Penenun pun ditarik kembali ke kahyangan. Sang Gembala tidak diam begitu saja, dengan bantuan seorang dewa yg selama ini ternyata menyamar sebagai salah satu sapinya, Sang Gembala pun terbang ke kahyangan untuk mengejar istrinya. Kaisar Langit yg mengetahui hal ini pun murka dan menebas langit dengan kekuatannya, menciptakan sebuah sungai raksasa yg memisahkan Sang Gembala dan Gadis Penenun. Legenda inilah yg dipercaya menjadi asal muasal Milky Way (sungai perak) yg terdapat di antara rasi bintang Altair (Sang Penggembala) dan rasi bintang Vega (Gadis Penenun). Akibat hal ini, Sang Gembala pun terjebak di langit, dan ia hanya dapat memandangi kekasihnya dari jauh. Kaisar Langit pun akhirnya merasa iba dan karena itu ia mengijinkan Sang Gembala dan Gadis Penenun untuk bertemu setaun sekali, yaitu pada saat Qixi Festival ini. Menurut legenda, pada saat Qixi Festival ini, burung2 di langit akan berkumpul dan membentuk sebuah jembatan raksasa di atas sungai perak supaya Sang Gembala dan Gadis Penenun dapat bertemu kembali untuk satu malam saja. Mengharukan ya legendanya?
Di China, para pasangan yg akan menikah biasanya berlomba2 untuk mendaftarkan diri sebagai suami istri pada tanggal ini. Selain itu akan banyak event2 lomba yg ditujukan bagi para pasangan. Di China, mereka tidak seeksplisit Indonesia dan negara2 Barat lainnya dalam mengungkapkan rasa kasih sayang karena budaya mereka masih sedikit konservatif dalam hal ini. Salah seorang temen China gua cerita bahwa di China, kalo sepasang kekasih akan jadian, mereka tuh ga pake acara nembak dulu. Bahkan pasangan yg udah married pun ga pernah ngomong "I love you" kepada satu sama lain. Cowo di China menggunakan cara yg lebih halus untuk menyatakan cinta, seperti menunjukkan rasa peduli dengan bertanya "你饿了吗?“ (Apakah kamu lapar?) pada saat sedang pergi berdua atau siap sedia untuk membantu di saat si cewe sedang mengalami kesulitan. Nemenin si cewe pergi belanja misalnya, atau bantuin bawain barang. Pokoknya mereka menunjukkan kepedulian mereka kepada cewe yg mereka taksir tersebut dan apabila cewe itu juga memiliki perasaan yg sama, ia akan menerima perhatian tersebut dan membalasnya. Apabila si cewe tidak menyukai si cowo, ia akan menolak segala bentuk perhatian dari si cowo. Jadi di China tuh tidak ada istilah PHP aka Pemberi Harapan Palsu, karena budaya mereka memang tidak seperti itu, hahaha. Malah kalo di China, cewe cenderung lebih agresif daripada cowo dalam hal cinta. Cowo2 biasanya cenderung agak dungu dan ga peka mengenai cinta-cintaan. Apabila seorang cewe menyukai seorang cowo, mereka juga punya cara tersendiri untuk menunjukkannya. Si cewe akan mengundang si cowo untuk datang ke rumahnya dan pada saat tersebut, si cowo biasanya akan mendapati rumah si cewe tuh penuh dengan sanak saudara dan sahabat, jadi istilah si cewe tuh pengen mengenalkan si cowo kepada keluarganya. Kebayang ya? Kalo gua jadi cowonya, gua bakal canggung banget, hahaha. Kemudian si cewe (atau ibunya) akan memasak suatu makanan untuk si cowo dan meminta si cowo untuk memakannya. Sambil si cowo itu makan, si cewe akan menanyakan perasaan si cowo itu kepadanya, jadi caranya tuh ga blak2an. Seorang temen gua pernah cerita, katanya si cewenya tuh nanya seperti ini "Ada dua orang yg suka sama aku. Satu orang tuh arsitek, satu orang lagi tuh pengacara. Menurut kamu, aku harus pilih yg mana?" Lucu ya? Pernikahan massal di Qixi Festival Nah, jadi Qixi Festival ini adalah salah satu kesempatan bagi para pasangan untuk dapat mengconfirm perasaan pasangannya. Salah satu caranya adalah dengan memberikan bunga terhadap orang yg mereka sukai, atau mengajak orang yg mereka sukai untuk jalan2 berdua atau ikut acara untuk pasangan. Apabila mereka menerima bunga atau ajakan tersebut, besar kemungkinan bahwa perasaan suka mereka itu tidak bertepuk sebelah tangan, kurang lebih seperti itu. Acara untuk para pasangan di Qixi Festival Denger2 dari Papa Mama gua, jaman dulu, Indonesia juga ga beda jauh dari China. Jaman dulu ga ada istilah nembak atau jadian. Cowo2 menyatakan rasa suka dengan sering main ke rumah cewenya, atau kirim2an surat. Dan suatu kali, si cowo akan mengajak si cewe pergi, liburan ke pantai misalnya (tentunya ga berdua, biasanya sih rame2), dan apabila si cewe (atau keluarga si cewe) mengiyakan, itu tandanya si cewe juga punya perasaan yg sama kepada si cowo. Beda jauh ya dengan jaman sekarang? Pacaran tuh udah kayak tanda tangan kontrak. Mulainya heboh, berakhirnya juga heboh. Di China, yg merayakan Valentine tidak hanya anak muda, tetapi juga para pasangan yg sudah berumur Oke, segini dulu ya cerita gua soal musim panas di China. Gua beruntung banget bisa dapet beasiswa ke China, karena selain belajar Bahasa Mandarin, gua juga belajar banyak mengenai keindahan budaya dan kehidupan masyarakatnya. Dalam satu sisi, China tuh mirip dengan Indonesia, dan di sisi lain, berbeda jauh. Tapi masing2 mempunyai keindahan tersendiri, dan keindahan itulah yg harus kita hargai. Kita ga boleh ngejudge seseorang tanpa memahami alasan dan sebab di balik budaya mereka, semua juga ada alasannya. Setiap kali gua nemuin hal atau kebiasaan aneh di sini, gua selalu berusaha untuk cari tahu asal muasalnya. Dan dengan mengetahui sebab akibatnya, barulah gua bisa menarik pelajaran di baliknya. Tapi yg pasti, penduduk China jumlahnya 7 kali lipat Indonesia tapi selama di sini (tahun lalu 2 bulan dan tahun ini 2 bulan), gua ga pernah liat orang ngemis atau kelaparan di jalan. Hal itu saja sudah layak untuk diacungi jempol, bagaimana pemerintahnya mampu mengatur dan mensejahterakan rakyat sebanyak itu. Ayo Indonesia, jangan mau kalah dari China. Stop bertengkar dengan satu sama lain hanya karena alasan konyol dan ayo bersatu membangun masa depan yg lebih baik!
Di post berikutnya gua akan cerita mengenai musim gugur di China. Tongkrongin terus Emotional Flutter kalo pengen baca kelanjutan kisah petualangan gua di China, hahaha.