Lihat ke Halaman Asli

Suntik!

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Malam ini, saya hanya ingin menulis, entah tentang apa, entah tentang siapa! Jadi, biarkanlah jemari ini mengalunkan geraknya di atas keyboard semaunya. Biarkan otak dalam batok kepala saya merangsang si jemari untuk mengetikkan kata-kata yang mungkin tak akan saya duga. Tak selamanya sebuah cerita harus berawal dari pemikiran matang. Sebuah cerita bisa saja mengalir dengan sendirinya, bahkan menjadi sebuah kisah hebat yang lahir ketika sang penulis mengalami trans. Ah, pernahkah saya mengalami fase seperti itu? Seketika tubuh saya mematung, kepala saya tegak dengan mata yang terus melotot ke layar laptop, jemari saya lincah menari. Seketika fase itu berakhir dengan hadirnya sebuah kisah yang membuat decak kagum pembacanya. Pernahkah? Hmm, entahlah!

Baiklah, saya harus menentukan topik biar tulisan saya tak melindur. Apa yang menarik saat ini untuk dibicarakan? Kericuhan beragama di Indonesia? Sebaiknya tak usah saya menceracau mengenai hal sensitif itu. Mari cari topik lain! Bagaimana jika saya menulis tentang berat badan? Ah, ini juga hal yang sensitif bagi sebagian orang, bahkan bagi saya. Hahaha... Ok, sepertinya cukup menarik. Kebetulan hari ini di kampus, saya ketemu teman yang ikut terapi pengurangan berat badan dengan cara injeksi alias suntik.

Apa benar dengan terapi suntik bisa mengurangi berat badan dan membuat langsing? Dari pengalaman beberapa teman yang sudah mencoba, sih, katanya ngaruh! Mungkin karena itu, Miss D juga bertekad mengurangi berat badannya dengan cara suntik. Menurut Miss D, terapi suntik itu dilakukan minimal 1x seminggu. Tiap kunjungan, pasien (boleh saya sebut pasien, kan?! yang nyuntik kan dokter! hehehe) akan menerima dosis suntikan 1 ampul berisi vitamin C yang akan dibagi rata ke berbagai bagian tubuh yang berlemak. Takaran 1 ampul itu sama dengan 2,5 cc atau 2,5 ml, tiap bagian yang disuntik biasanya menerima setidaknya 0,1 cc. Jadi, hitung sendiri, paling banyak berapa kali suntikan yang akan diterima pasien?! Euh, ngeri juga ya harus disuntik berkali-kali dalam 1 kali kunjungan. Katanya, nggak sakit! Jarumnya halus, kok! Well, saya mungkin berpikir berkali-kali sebelum memutuskan ikut terapi itu. Jujur saja saya memang tertarik untuk mengurangi berat badan. Cerita Miss D, ia sudah turun 5,5 kg setelah 2 atau 3 minggu ya? Duh, lupa! Pokoknya, ya dalam waktu singkat, bisa turun berat badan beberapa kilogram. Apalagi, biayanya juga nggak mahal! Katanya cuma 60 ribuan untuk 1 kali kunjungan, tapi belum termasuk obat. Pasien akan diberi obat pagi untuk menekan nafsu makan, dan obat malam untuk membantu pencernaan mengeluarkan feses cair.

Suntikan vitamin C itu dipercaya bisa melunturkan lemak, sehingga nanti lemak itu akan dikeluarkan lewat feses, makanya fesesnya cair. Tapi, menurut dr.Oz di Oprah Show, feses yang baik itu adalah yang tidak terlalu keras juga tidak cair, jadi layaknya feses padat tapi lembut/lunak dan keluarnya berbentuk huruf S. Nah, saya jadi mikir apa nggak ngefek ya sama kesehatan pencernaan nantinya? Efek sistemik jangka panjang inilah yang tidak kita ketahui dari terapi suntik ini. Makanya, agak ngeri juga harus ikut terapi suntik, hanya untuk mengurangi berat badan.

Ya, iya, susah memang mengurangi berat badan secara sehat. Harus rajin olahraga, diet teratur dan seimbang, dan jaga pola hidup sehat. Beh, tahu sedemikian repotnya, saya jadi mundur duluan sebelum mencoba! Hahaha... Makanya nih, berat saya nggak turun-turun. Dari dulu segitu-gitu mulu! Malah nambah berat! Alamaaaak!!! Eh, tapi pernah, lho, saya kurang berat badan sampai 5 kg. Kejadiannya waktu saya di Padang, lagi liburan padahal! Hampir sebulan lamanya, tiap sore saya selalu aerobic dibantu dengan tayangan aerobic di DVD. Nah, setelah itu, saya nggak makan malam, paling cuma minum air putih yang banyak. Dan, voila, it works! My body weight lost! Sayang, setelah saya balik ke Jakarta, saya tidak melanjutkan kegiatan itu, mungkin sudah kecapaian karena kegiatan yang mulai menyita waktu dan tenaga.

Oleh karena itu, saya percaya kalau saya sebenarnya tak terlalu susah mengurangi berat badan. Asalkan ada niat dan usaha untuk itu. Berhubung saat ini, niat dan usaha itu lagi nol besar, ya saya harus terima tubuh gemuk. Kalau memang niat dan usaha itu benar-benar tak bisa dimunculkan lagi, ya sudah, mungkin terapi suntik bisa jadi pilihan! Hahaha...

Wah, sudah cukup panjang nih tulisan malam ini! Saya cukupkan dulu, deh! Mudah-mudahan tulisan yang asal jadi ini tetap bisa bermanfaat! Semoga!

Selamat malam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline