Lihat ke Halaman Asli

Empat Tangan

Diperbarui: 1 Juni 2020   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

seandainya saja aku punya empat tangan...

         Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, dan daftar kesibukan yang terus menggunung, sementara waktu terus menyusut,
mungkin kita pernah berkhayal 'seandainya saja aku punya empat tangan...' kita berpikir dengan demikian, pekerjaan-pekerjaan akan terselesaikan dengan cepat.

Dan rasanya, saya bukan satu-satunya orang yang pernah berpikir demikian.

            Mari kita bayangkan lebih jauh lagi. Seandainya saja, kita semua--manusia--diciptakan dengan empat tangan.
Ya, benar-benar empat! Separuh dari jumlah kaki laba-laba.
Jangan pikirkan tentang keanehannya, bayangkan saja ini normal.

            Ketika dua tangan sedang merapikan meja, dua tangan lainnya mungkin bisa menyisir rambut.
Ketika dua tangan sedang memotong sayuran, dua tangan lainnya mungkin bisa menggaruk punggung yang gatal.
Dan seterusnya, dan seterusnya, mari kita bayangkan saja.

            Tapi bagaimana jika ini benar-benar terjadi? Khayalan manusia tentu tidak akan berhenti. Kemudian akan timbul perandaian lain 'seandainya saja aku punya enam tangan'.

Jika Pencipta lagi-lagi mengabulkannya, pasti manusia meminta lagi. Delapan, sepuluh, dua puluh, lima puluh, yang jika diteruskan mungkin membuat manusia sama seperti serangga. Punya seribu tangan.

            Manusia memang begitu, ya. Tak pernah puas menjalani hidupnya.
Maka kemudian mereka sibuk mencari kepuasan dalam pengandaian, melalui imajinasi yang katanya adalah 'hadiah spesial' dari Pencipta.
Sebab kau tidak akan menemukannya pada makhluk lain.

            Hanya manusia yang memiliki keahlian ini.
Keahlian yang membuatnya bisa berada di tempat lain, tanpa perlu raga.
Keahlian yang membuatnya bisa menghadirkan orang lain, tanpa perlu wujud nyata.
Keahlian yang membuatnya bisa melihat, menyentuh, mendengar, mencium, bahkan merasa, seluruh hal di dunia.
Keahlian yang sungguh ajaib.

            Entahlah, mengapa Pencipta mau memberikan hal seindah sekaligus se-berbahaya itu kepada para manusia yang tak tahu terima kasih. Keahlian itu harusnya sudah lebih dari cukup untuk membuat mereka menemukan kepuasan dalam hidup. Meskipun ada sekian banyak batasan dalam dunia materi, Pencipta tidak menaruh pagar pembatas pada imaji mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline