Artikel kedua ini akan menjelaskan tentang pemikiran para sosiologi klasik dari 2 tokoh yang bernama Karl Marx dan Emile Durkheim. Apa saja pembahasan utama pemikirannya? Yuk disimak ya!
Sosiologi punya arti dan penerapan yang bermacam-macam. Beraneka macam ini sering membuat para sosiolog dan orang-orang bingung mempelajari ilmu sosiologi. Sebab antara dua orang atau lebih tampaknya tidak sepaham mengenai arti teoritis dan sebuah gagasan atau pemikiran. Kesalahpahaman ini selalu menyebabkan ide tertentu hilang atau salah didefinisikan. Oleh karena itu akan bijaksana jika mencoba memahami secara intens dalam aneka ragam istilah teori dalam ilmu sosiologi tersebut.
Pertama kita akan membahas pemikiran Karl Marx, berikut ini landasan pemikirannya:
Dialektika Marx: Dialego dari bahasa Yunani artinya "pembalikan:, kata dialektika berasal dari kata tersebut. Sebutan dialektika mengacu pada kondisi-kondisi esensial eksistensi manusia. Di pendapat lama dialektika mempunyai arti seni pencapaian kebenaran dengan cara pertentangan dalam perdebatan dari satu pertentangan.
Karl Marx tidak pernah memakai sebutan materialisme historis atau materialisme dialektis, Marx menggunakan istilahnya sendiri yaitu metode dialektika yang bertolak belakang dengan metode milik Hegel dan dasar materialistisnya. Marx berkata kenyataan yang bertumbuh akan mengatasi sebuah proses dialektika dan dunia ide perwujudan dari dunia realitas.
Materialisme Historis dan Dialektis: materialisme historis merupakan ilmu pengetahuan dari kebanyakan manusia yang mencoba akan memperhatikan dan menjelaskan dialektika. Materialisme ini dipahami sebagai pengembangan prinsip-prinsip materialisme dialektik melalui analisa mengenai kehidupan masyarakat, atau penerapan materialisme dialektik pada gejala kehidupan masyarakat, atau semua hal yang terjadi dalam aspek masyarakat dan sejarah. Sedangkan materialisme dialektis adalah bukan saja gejala materi dari keutuhan yang organik, namun bergerak dan berkembang. Gerak ialah bentuk eksistensi materi, tidak pernah ada tidak mungkin ada materi tanpa gerak dimanapun. Karena gerak sebagaimana materi itu sendiri, tidak dapat dibuatkan atau dihilangkan.
Infrastruktur ekonomi dan superstruktural sosial budaya: Karl Marx berulang kali memerlukan ketergantungan politik pada struktur ekonomi, tipe analisa berlaku untuk pendidikan, agama, keluarga, dan semua kebiasaan sosial lainnya. sama urusannya dengan kebudayaan suatu masyarakat, seperti golongan moralitasnya, kepercayaan-kepercayaan agama, sistem-sistem filsafat, ideologi politik, dan pola-pola seni serta fertilitas sastra juga mencerminkan pengalaman hidup yang asli semua orang dalam semua hubungan ekonomi mereka. Hubungan antara infrastruktur ekonomi dan superstruktural budaya dan sosial yang dibentuk atas dasar itu yakni akibat langsung yang wajar dari kedudukan materialisme historis.
Manusia Menurut Marx: menurut Marx, manusia bisa melahirkan sejarahnya sendiri, namun mereka tidak membuat seperti apa yang mereka dambakan, mereka tidak membuat dalam situasi yang mereka tunjukkan sendiri, melainkan sebuah situasi yang langsung dialami, ditentukan dan penyebaran dari masa lalu. Tradisi dari semua generasi yang mati mengirimkan bagai impian buruk di pikiran manusia yang hidup.
Masyarakat Menurut Marx: masyarakat menurut Marx dibedakan menjadi 2 yaitu Borjuis dan Proletar. Sedangkan perkembangan masyarakat menurut Marx yaitu masyarakat komunis, sosialisme, kapitalis, borjuis, feodal, dan komunis primitif.
Alienasi Manusia: alienasi atau keterasingan yakni salah satu konsep penting pemikiran Karl Marx dalam menyinggung mengkritik sistem kapitalisme. Marx menetapkan konsep alienasi untuk mengutarakan pengaruh produksi kapitalis terhadap manusia dan masyarakat. Bagi Marx alienasi bukan berarti manusia tidak mengalami dirinya sebagai pelaku ketika dia menakluk dunianya (realitas/alam/benda), tetapi dia juga asing dalam dirinya sebagai manusia dan manusia lain
Pembahasan pemikiran Karl Marx sudah selesai, sekarang mari kita pindah topik ke pemikiran Emile Durkheim, mari kita simak lagi!