Lihat ke Halaman Asli

Open Source Dan madzhab islam

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maaf anda tidak bisa mewakili fakultas dalam lomba pidato bahasa arab”, kata salah satu dosen pada mahasiswanya. “kenapa pak dalam penyisihan fakultas saya seharusnya lolos nilai saya lebih sempurna di banding peserta lain” jawab mahasiswa itu. “maaf tapi tetep aja gak bisa mewakili” lanjut dosennya. usut punya usut ternyata mahasiswanya berbeda aliran dengan dosen dosen di fakultasnya dan sering membantah dosennya dalam kasus masalah fiqih yang furuiyyah (masalah bukan pokok / masalah cabang).ironis sekali memang melihat cuman masalah furuiyyah mengorbankan sesuatu yang lebih besar, seringkali permasalahan dari jaman dulu sampai sekarang dibahas terus dan gak ada abisnya contoh masalah tahlil, qunut, imamah.

ok anda syiah, anda sunni anda nu, muhammadiyah atau apapun juga tapi marilah kita bangun persatuan umat ini. kita kesampingkan kepentingan golongan kita karena NU, Muhammadiyah, Syiah, Sunni, Jama’ah tabligh, salafy dll dibuat sebagai sarana untuk memajukan islam, ingat madzhab dan aliran dibuat untuk memajukan islam bukan untuk memecah belah. kalau cuman mereka dibuat supaya memecah belah umat islam menjadi warna hitam atau putih dan lain lainnya kenapa tidak kita tinggalkan saja. ingatlah tujuan akhir kita kawan yang dibuat agar umat islam maju dan bersatu.

ketika aku memulai perjalanan di seluk berantara dunia maya ini aku mengenal namanya open source (walau masih tahap belajar sekarang hehhehe), tapi di dunia open source aku melihat masyarakat yang ideal dan harmonis dimana di dunia open source ini jauh dari kapitalisme dan tolong menolong satu anggota dengan anggota lainnya. di dunia open source ini hampir sama dengan dunia islam begitu banyak warna dalam open source ini tapi mereka saling mendukung satu dengan lainya meski mereka berbeda. contoh dalam linux sendiri, meski linux itu banyak sekali turunannya ampir sekitar 100 lebih tapi mereka tetap support satu dengan lainnya karena mereka sama sama punya tujuan satu mengembangkan os yang open source di dunia.

dalam dunia open source mereka berbeda paham di masalah furuiyyah tapi mereka tetap support satu dengan lainya beda dengan golongan umat islam saling menjatuhkan. kalaupun ada dalam islam yang mendukung golongan satu dengan lainnya itu jumlahnya sedikit, saya pernah bergaul di kalangan petinggi NU tapi mereka sama saja merendahkan golongan lainnya, begitu juga dengan muhammadiyah saya juga pernah masuk ke kalangan petinggi mereka tapi sama saja.

akhhhh kemana harus kucari keharmonisan ini, kami masyarakat bawah terbentuk pemikirannya karena pemimpin kami (ulama ulama kami). kalau mereka menjelekkan jelekan golongan ini kami ikut saja, tidak bisa dipungkiri karena kita dalam beragama di indonesia masih terfokus pada seorang figur walau figur itu salah.

marilah kita ajak pemimpin kita (ulama ulama tiap madzhab dan golongan) untuk saling berhamonisasi dengan golongan lainnya. marilah kita jadikan persatuan umat islam sebagai tujuan kita dan menjadikan bumi ini dengan hukum Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline