Lihat ke Halaman Asli

Siapa Elit Parpol yang Ancam Andi Arief?

Diperbarui: 24 Agustus 2018   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: nasional.kompas.com)

Jelang satu hari Prabowo Subianto umumkan cawapresnya pada Kamis, 9 Agustus 2018, Andi Arief, Wakil Sekjend Demokrat membuat pernyataan yang mengejutkan. Menurutnya Sandiaga Uno memberi dana masing-masing Rp500 Miliar untuk PKS dan PAN dengan maksud agar dirinya yang disepakati sebagai pendamping Prabowo pada pilpres.

Kenyataannya pada Kamis malam Jum'at ( 9/8/2018) sekitar pukul 23.30 WIB bertempat di Jl Kertanegara, Kebayoran Baru, Prabowo Subianto mengumumkan cawapresnya adalah Sandiaga Uno. Pada waktu pengumuman itu terlihat hadir, Zulkifli Hasan (Ketum PAN) serta Amien Rais (Ketua Dewan Kehormatan PAN), Salim Segaf Al-Jufri (Ketua Majelis Syuro PKS) dan Shohibul Iman (Presiden PKS).

Karena yang diumumkan Prabowo sebagai wakilnya Sandiaga Uno maka muncullah berbagai spekulasi di masyarakat dan menghubung-hubungkannya dengan pernyataan Andi Arief.

Mengingat sebelumnya PKS sangat gigih memperjuangkan Ketua Majelis Syuronya sebagai cawapres Prabowo dan pada menit-menit terakhir menyetujui wakil gubernur DKI sebagai pendamping mantan Pangkostrad itu maka hal yang demikian menjadi tanda tanya di masyarakat.

Begitu juga dengan sikap PAN yang menginginkan Zulkifli Hasan sebagai cawapres tetapi akhirnya setuju dengan Sandiaga. Publik jadi menduga-duga apakah perubahan sikap ini karena sesuai dengan yang dituduhkan Andi Arief?

Terhadap tuduhan Wakil Sekjend Demokrat itu, PKS, PAN, dan juga Sandiaga Uno langsung memberi bantahan. Dengan bantahan itu, masyarakat kembali bertanya, siapa yang benar dan siapa yang salah.

Walaupun sudah ada bantahan tetapi Andi Arief tetap teguh pada pernyataannya. Malahan menurutnya pernyataannya itu diketahui oleh petinggi Demokrat.

Terhadap saling bantah itu masyarakat semakin ingin tahu tentang duduk soalnya seraya mengharapkan lembaga yang berwenang turun tangan untuk membuat persoalannya jadi terang.

Oleh karena adanya pengaduan kelompok masyarakat maka Bawaslu memanggil Andi Arief dan hari ini, Jum'at, 24 Agustus 2018, merupakan panggilan kedua untuk Wakil Sekjend Demokrat itu. Tetapi sayangnya Andi juga belum hadir. Malahan ia memberi alasan yang agak mengejutkan juga tentang ketidakhadirannya itu.

Andi Arief mengaku mendengar isu ada elit partai politik yang akan mengintimidasinya. "Terhadap isu yang saya terima tadi malam bahwa salah satu Ketua DPD partai politik di Jakarta yang mengorder etnis tertentu untuk mengintimidasi saya, tentu saya khawatir," ujar Andi dalam keterangannya Jum'at, 24 Agustus 2018 (detiknews, 24/8/2018).

Andi juga mengatakan sangat khawatir soal isu ancaman itu terlebih ancaman itu berupa fisik. "Sejak dulu saya paling takut menghadapi ancaman fisik ini karena itu lebih baik saya menghindar," ucap Andi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline