Kemarin, Selasa, 15 Mei 2018, aku bersama kawan-kawan keliling di Kabuparen Langkat Provinsi Sumatera Utara untuk memantau hal-hal yang berkaitan dengan Pilkada. Kabupaten Langkat juga akan memilih Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada Serentak 27 Juni 2018 nanti. Sepanjang jalan yang menghubungkan Medan dengan Tanjung Pura banyak sekali terlihat baliho-baliho dari para paslon pilgub Bupati .
Di antaranya baliho dari Terbit Rencana yang akan berpasangan dengan Affandi SH atau yang akrab disapa Ondin. Terlihat juga berdiri baliho Rudy Hartono Bangun yang akan bertarung memperebutkan Langkat Satu. Juga terpampang dengan jelas spanduk yang memberi dukungan kepada Djohar Arifin sebagai calon Bupati Langkat. Djohar Arifin juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum PSSI.
Sembari memperhatikan spanduk dan baliho pilbup itu tiba-tiba selepas keluar dari Tanjung Pura, tepatnya KM 66 dari Medan menuju Besitang saya melihat beberapa baliho mini yang memuat gambar Zulkifli Hasan Ketua Umum Partai Amanat Nasional yang juga adalah Ketua MPR RI.
Menarik bagiku membaca tulisan yang ada pada baliho itu yang berbunyi " Zul Hasan Untuk Indonesia Menjahit Kembali Merah Putih". Di bawah tulisan itu ada gambar Nasril Bahar, Anggota DPR RI dari Fraksi PAN.
Dari kalimat yang tertera pada baliho mini itu ,aku menangkap pesan adanya keinginan agar Zulkifli Hasan atau yang disapa juga Zul Hasan ingin menjadi orang nomor satu di negeri ini. Keinginan yang demikian menurutku wajar karena harapan atau keinginan yang demikian tidak bertentangan dengan asas asas demokrasi yang hidup di negeri ini.
Tetapi kalimat "menjahit kembali merah putih" bagiku punya makna yang perlu dipertanyakan. Apakah dalam pandangan si pembuat baliho mini itu sekarang ini merah putih sudah koyak dan perlu dijahit kembali.Kalau merah putih sudah koyak lalu siapa yang mengoyaknya dan siapa juga yang akan menjahitnya.
Berdasarkan pandanganku tindakan yang paling cepat untuk merobek merah putih antara lain melalui kegiatan menjadikan SARA sebagai komoditas politik.
Penggunaan issu SARA secara massif pada pilgub DKI salah satu contoh yang bisa mengancam keutuhan merah putih. Kalau jalan pikiranku ini benar lalu dimana posisi partainya Pak Zul Hasan pada pilgub itu.Apakah partai yang dipimpinnya ikut menghembuskan issu SARA terutama tentang sentimen keagamaan? Mungkin juga tidak ,tetapi tetap diperlukan upaya bersama dari semua kita agar merah putih tetap utuh.
Tidak hanya pada pilgub DKI ,sampai sekarang banyak juga tokoh tokoh yang mengeluarkan pernyataan yang menurutku bisa mengoyak merah putih.
Sangat dipujikan apabila Pak Zul Hasan ikut mencegah terjadi nya hal itu termasuk mengajak kawan kawan yang dikenal untuk tidak ikut merobek bendera kebanggaan kita itu.
Kalau sudah robek tentu akan sulit untuk menjahit kembali bendera pusaka itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H