Lihat ke Halaman Asli

Inilah Wajah Go-jek Sebenarnya

Diperbarui: 7 September 2015   04:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sadarkah Anda kalau ada pemandangan berbeda di sepanjang jalan Ibu Kota Jakarta akhir-akhir ini? Tahukah Anda siapa yang membuat jalanan di Jakarta terlihat berbeda? Tentu saja ini adalah akibat dari maraknya penggunaan jasa transportasi inovatif, Go-jek. Para Go-jek driver yang beberapa bulan ini lalu-lalang di jalan ibu kota telah membuat Jakarta sedikit berbeda. Dengan atributnya yang serba hijau, mereka seolah mengubah jalanan di ibu kota menjadi seperti padang rumput. Perbedaan dan perubahan ini tentu saja tidak serta merta ditanggapi positif oleh masyarakat. Bahkan ada saja orang yang langsung mengecap buruk Go-jek tanpa mengetahui betul soal Go-jek. Jadi, mari kita lihat apakah Go-jek itu sebenarnya.

PT Go-jek Indonesia merupakan sebuah perusahaan penyedia jasa layanan transportasi yang menggunakan ojek motor sebagai alat transportasinya. Perusahaan ini baru meluncurkan aplikasi untuk pemesanan jasa pada awal tahun 2015 tetapi sudah diunduh oleh lebih dari 500.000 orang. Founder sekaligus CEO dari PT Go-jek, Nadiem Makarim, mengatakan bahwa  Go-jek ini menjadi start-up dengan tingkat pertumbuhan nomor satu di Indonesia. Hal ini makin didukung oleh fakta mengenai jumlah driver yang sudah lebih dari 10.000 orang hanya untuk kawasan Jabodetabek. Padahal Go-jek ini sudah tersebar juga di Bali, Bandung, dan Surabaya. Nadiem Makarim juga mengatakan bahwa PT Go-jek akan segera melakukan ekspansi ke daerah-daerah lain sehingga makin luas jangkauan pelayanannya. 

Keinginan itu bukanlah suatu hal yang mustahil bila mengingat banyaknya permintaan di pasar sekarang ini. Tingginya jumlah permintaan ini tentu saja disebabkan oleh beragam kemudahan yang ditawarkan oleh PT Go-jek. Bukan hanya melayani jasa transportasi, Go-jek juga melayani jasa belanja dan jasa pengiriman barang. Apalagi bila ditambah oleh keunggulan Go-jek yang dapat membuat kita cashless karena kita dapat membayar jasa layanan dengan Go-jek kredit yang disediakan dalam aplikasi. Sistem pembayaran dalam pemesanan jasa juga bersifat transparan, jadi pelanggan sudah tau biaya yang akan dikeluarkan sebelum memesan. Dengan demikian, para driver pun tidak akan memainkan argo dan mengotak-atik harga sehingga pelanggan tidak akan dirugikan.

Tetapi meskipun Go-jek memiliki begitu banyak kemudahan dan keunggulan, tetap saja banyak orang yang tidak setuju dengan kehadiran Go-jek. Banyak diantara mereka adalah tukang ojek konvensional dan supir angkutan umum yang mengeluhkan turunnya pendapatan mereka sejak Go-jek beroperasi. Bahkan penolakan itu mereka tunjukkan secara langsung lewat spanduk-spanduk larangan bagi Go-jek untuk lewat di beberapa jalan. Bukan hanya itu, pernah juga ada kasus pengeroyokkan yang dilakukan oleh tukang ojek konvensional kepada seorang Go-jek driver di daerah Bekasi. Hal ini tentu saja menunjukkan bahwa kehadiran Go-jek tidak 100% diharapkan oleh masyarakat.

Meski begitu, tidak sedikit juga dukungan yang didapat Go-jek dari masyarakat. Hal itu ditunjukkan oleh meningkatnya antusiasme masyarakat untuk mengunduh aplikasi dan menggunakan jasa layanan Go-jek. Bukan hanya dari kalangan masyarakat, Go-jek juga mendapat dukungan dari Gubernur Jakarta, Basoeki Tjahaya Purnama (Ahok). Ahok bahkan sekarang ini sedang mengusahakan izin bagi Go-jek untuk terus beroperasi. Hal ini terkait dengan isu yang meragukan perizinan Go-jek sebagai sarana transportasi umum. Bukan hanya Ahok, dukungan juga datang wakil presden RI, Jusuf Kalla, yang mengatakan bahwa Go-jek telah mengurangi kemacetan di Jakarta.

Pro kontra pasti ada bila suatu inovasi muncul di tengah masyarakat. Begitu pula ketika Go-jek muncul dan merubah gaya hidup masyarakat. Go-jek mungkin hanya membutuhkan waktu agar masyarakat menerima kehadirannya. Jadi sebagai masyarakat, kita jangan sampai membunuh usaha yang dilakukan orang lain apalagi untuk sebuah karya inovasi. Tetapi marilah kita dukung setiap usaha dan mencoba untuk menghilangkan pengaruh negatif yang ada bagi setiap lapisan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline