Lihat ke Halaman Asli

Clara Olifin

Pelajar/mahasiswa

Si Egois

Diperbarui: 22 Maret 2024   19:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dipagi hari dengan suasana langit yang begitu cerah,mulai banyak siswa siswi SMA NEGERI 1 yang mulai
Mulai jalan untuk berkumpul di pendhapa SMA Negeri 1 untuk mendengar arahan p5 selanjutnya
Ternyata p5 kali ini bertema kebudayaan bahari indonesia,jadi seluruh siswa siswi kelas 10 diminta untuk
Membuat drama musikal dari berbagai daerah di indonesia kelas 10 A mendapatkan sumatera ketika selesai berdiskusi di pendhapa semua siswa siswi diminta kembali ke kelas lagi untuk berdiskusi bersama teman sekelas. “Oke teman-teman karena kita mendapatkan drama musikal dari daerah sumatera jadi mari kita pilih dulu koordinatornya  siapa.”sahut dimas lalu tiba-tiba helga masuk ke kelas dan mengajukan diri sebagai koordinator kelas  lalu semua pun setuju dengan apa yang dikatakan oleh helga setelah itu mereka mulai berdiskusi untuk menentukan alur cerita drama musikal itu, “guys gimana kalau kita buat aja dramanya  ada percakapan dikit memperkenalkan  permainan tradisional sumatra,tarian khas sumatra,dan makanan khas sumtra,setuju gak guys.”sahut Dani seketika seisi kelas pun terkagum-kagum dengan ide brilliant dari Dani “we dani ko pu ide bagus sekali,tumben ko pintar sa setuju sama ko.” Sahut Rasya dengan nada bercanda lalu seisi kelas pun tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Rasya. Pak rangga tiba-tiba  masuk sambil menyiapkan barang bawaannya di atas meja lalu bertanya “anak-anak apa saja yang sudah kalian diskusikan mengenai p5 kita kali ini?.” “kita sudah memulai dari memilih koordinatornya”.Saat Dimas mau menjelaskan apa yang tadi sudah di jelaskan tiba-tiba dipotong oleh Helga “jadi gini pak kami sudah mendiskusikan koordinator dan alur cerita dari drama musikal ini pak”.sahut Helga,seketika mimik wajah Dimas berubah menjadi muram karena omongannya yang sudah dipotong oleh Helga,Helga dengan percaya diri maju ke depan kelas untuk memilih tokoh yang main dalam alur cerita ini,tanpa pikir panjang Helga langsung menunjuk tanpa mendiskusikan denga teman sekelas “toni kau sebagai tokoh utama.dinda,keren,aty,ina,icel,cello kalian yang tarian khas daerah sumtra lalu, isak,jofan,ignas,geisler kalian yang memperkenalkan permain khas daerah sumtra.Dan enji kau menjadi ibu,viktor menjadi anak dari ibu enji yang memperkenalkan tentang makanan khas sumatra.”sahut Helga. Semua anak kelas pum terkejut dan heran karena tanpa mendiskusikan tentang peran-peran dia sudah langsung menujuk tanpa mendiskusikannya lagi namun tak ada yang berani membantah apa yang dikatakan oleh Helga. “guys gimana kalau kita latihannya sekarang aja mumpung udah ada alurnya.” Sahut Dani semua pun setuju dengan apa yang dikatakan oleh Dani mereka pun keluar kelas lalu menuju Pendhapa untuk mulai latihan.saat mereka ingin mendengarkan arahan selanjutnya dari Dani mereka pun kaget dengan suara tertawa Helga yang sangat besar seketika semua pandangan mulai tertuju kepada Helga dengan nada tegas Helga berkata “Kenapa semua liat kesini gak ada yang perlu kalian liat”. Dani pun melanjutkan arahan selanjutnya dengan perasaan yang kurang enak dengan sikap Helga dari awal hingga tadi setelah selesai mendengarkan arahan dari Rasya mereka pun mulai latihan yang pertama tampil adalah Toni sebagai Situng yang bermain congklak bersama kedua temannya yang lain ketika Toni agak lupa naskah tiba-tiba “Toni kau bisa serius tidak sih sudah mulai latihan loh,masa kau sudah lupa padahal tadi aja baru dikasih arahan loh”.sahut Helga dengan nada  tinggi kepada Toni.Toni pun hanya bisa sabar tanpa harus berbuat apa-apa.Ketika semua lagi sibuk-sibuknya latihan mereka kembali melihat Helga yang kejar-kejaran bersama dina sambil tertawa terbahak-bahak lalu dengan muak Rasya  berkata “Helga ko stop sudah,dari tadi ko tegur kita,kita terima tapi kalau kita tegur ko itu.ko tramau ko egois sekali jangan mentang-mentang ko koordinator jadi ko seenaknya saja e.” Sahut Rasya dengan wajah yang sudah memerah seketika itu pun Helga langsung diam dan tak berkutik apapuan tentang apa yang sudah dikatakna oleh Rasya. Mereka pun lanjut latihan dan latihan kali ini berjalan lancar tanpa ada yang berisik dan harus main kejar-kejaran. Pada hari kedua berjalan biasa dan baik-baik saja tetapi tiba-tiba “selamat pagi anak-anak saya ingin mendengar progres kalian kemarin p5 disaat saya tinggal,apakah semua berjalan dengan lancar?”.  Tanya pak Rangga,kemudian Helga menjawab “aman pak orang koordinatornya saya kok udah pasti aman terkendali pak”.ucapnya sambil senyum-senyum seketika ekspersi dari masing-masing siswa pun mulai berubah saat mendengar apa yang sudah dikatakan oleh Helga barusan.”oke coba saya mau lihat gimana sih kalian latihan,apakah betul yang dikatan Helga”. Ucap pak Rangga sambil tersenyum.Helga pun langsung sigap mengajak teman-teman untuk segera berangkat ke Pendhapa untuk Latihan saat latihan enji kecepatan seharusnya geisler yang memulai percakapan helga pun mau mencari kesempatan untuk memarahi enji di depan pak Rangga tetapi saat dia ingin menegur enji “eh sebelum kau lihat saya,kau lihat dulu dirimu sendiri tadi kau tidak memperhatikan dramanya dengan baik tadi kau hanya scrool-scrool tiktok saja kau tidak memperhatikan dramanya jadi stop untuk tegur-tegur kami kalau kau saja belum betul”.ucap Enji sengan wajah marah semenjak itu Helga pun mulai mengubah sikap buruknya dan mulai bisa mengoreksi diri  lagi hinggak kegiatan p5 itu berkahir. Dari kisah ini nilai yang dapat kita ambil yaitu jangan terlalu mengurusi hidup orang kalau hidupmu belum tentu betul dan sempurna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline