Generasi Z, atau yang sering kita dengar Gen Z adalah generasi yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012. Gen Z tumbuh besar di era digital yang serba cepat, Gen Z memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dari generasi sebelumnya. Generasi ini sangat akrab dengan teknologi, media sosial, dan internet. Ponsel pintar menjadi perpanjangan tangan mereka dalam berkomunikasi, belajar, dan mencari hiburan. Generasi ini juga dikenal sangat individualistis, kreatif, dan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap isu-isu sosial.
Keunikan Gen Z ini tercermin dalam berbagai aspek kehidupan mereka, misalnya gaya hidup dan tren. Salah satu aspek yang paling berbeda adalah perhatian mereka terhadap penampilan dan fashion. Bagi Gen Z, penampilan bukan hanya sekadar cara untuk mengekspresikan diri, tapi juga menjadi bagian dari identitas mereka. Mereka sangat peduli dengan cara berpakaian dan selalu mengikuti tren terbaru. Salah satu istilah yang populer di kalangan Gen Z terkait fashion adalah OOTD.
OOTD adalah singkatan dari "Outfit of the Day", yang dalam bahasa Indonesia berarti "pakaian untuk hari ini". Istilah ini sangat populer di kalangan Gen Z dan sering digunakan di media sosial, terutama instagram. OOTD menjadi semacam ajang unjuk kreativitas bagi Gen Z untuk memamerkan gaya berpakaian mereka. Para Gen Z akan mengunggah foto atau video OOTD mereka dengan berbagai pose dan angle yang menarik.
Melalui OOTD, Gen Z tidak hanya ingin terlihat gaya, tapi ingin menginspirasi orang lain juga. Mereka sering mencari inspirasi OOTD dari berbagai sumber, seperti selebgram, influencer fashion, pinterest atau majalah mode. OOTD juga menjadi sarana bagi Gen Z untuk berinteraksi dengan orang lain yang memiliki minat yang sama. Mereka bisa saling memberikan komentar dan saran tentang OOTD masing-masing. Selain itu, OOTD juga menjadi salah satu cara bagi merek fashion untuk menjangkau target pasar yang lebih muda.
Pengaruh Lebih Jauh OOTD Pada Keseharian Gen Z
OOTD telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan generasi Z. Gen Z ingin selalu tampil menarik dan kekinian, tapi hal ini membuat Gen Z teralihkan perhatian dari tugas-tugas akademis. Proses memilih pakaian, mengambil foto, dan mengeditnya di media sosial dapat memakan waktu yang cukup banyak, sehingga mengurangi waktu yang seharusnya dialokasikan untuk belajar. Selain itu, notifikasi dari media sosial yang terus berdatangan dapat menjadi gangguan yang mengganggu konsentrasi saat belajar. Hal ini dapat berdampak pada penurunan produktivitas dan prestasi akademik.
Selain itu dampak psikis juga mempengaruhi kesehatan mental Gen Z, tekanan untuk selalu tampil sempurna di media sosial yang dipicu oleh tren OOTD dapat berdampak kecemasan sosial dan gangguan pada generasi Z. Gen Z akan membandingkan diri terus-menerus dengan influencer fashion atau teman sebaya dapat menyebabkan perasaan kurang dan kurang sehingga dapat menurunkan harga diri. Kondisi ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan mengganggu kemampuan untuk fokus pada pembelajaran.
Namun tren OOTD telah membantu pertumbuhan industri fashion cepat, yang menawarkan pakaian dengan harga terjangkau dan desain yang mengikuti tren terkini. Tapi di lain sisi, perilaku konsumtif yang berlebihan yang dipicu oleh tren ini dapat berdampak negatif pada kondisi finansial, terutama bagi remaja dan mahasiswa yang memiliki keterbatasan anggaran. Pengeluaran yang besar untuk membeli pakaian baru dapat mengurangi jumlah uang yang dapat dialokasikan untuk kebutuhan lain, seperti buku, alat tulis, atau biaya les.