Lihat ke Halaman Asli

Plagiarisme Bukan Sekedar Permasalahan Etika

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13999674721088484659

The Johannes Oentoro Library UPH mengadakan sebuah seminar bertemakan plagiarisme yang diadakan pada tanggal 7 Mei 2014. Seminar dimulai dari penjelasan yang dibawakan oleh Esterina M. Jonathan selaku Library Manager dengan judul “Peranan Perpustakaan di Era Open Access”. Dalam paparannya ia menjelaskan mengenai Permendiknas No. 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. “Peraturan tersebut mewajibkan semua perguruan tinggi untuk mengunggah secara elektronik semua karya ilmiahmahasiswa, dosen peneliti, tenaga pendidikan dalam rangkaian pencegahan dan penanggulangan plagiat,” jelas Esterina.



Setelah penjelasan dari Esterina, seminar dilanjutkan oleh Dr. Henry Soelistyo, S.H., LL.M. sebagai pembicara. Henry menjelaskan realitas yang terjadi di Indonesia mengenai plagiarisme atau plagiat. Mulai dari plagiat ide cerita film dan sinetron seperti Sinetron Buku Harian Nayla yang merupakan adaptasi dari sentral drama Jepang 1 Litre ofTears, hingga plagiat ide poster film. Sedikitnya ada 123 judul film dan sinetron Indonesia yang merupakan adaptasi dari film luar negri. Ternyata plagiat tidak hanya dalam bidang film dan sinetron saja, tetapi dalam dunia pendidikan pun terjadi. Banyak ditemukan jasa pembuatan jurnal, skripsi, tesis, hingga disertasi.



Henry menyebutkan bahwa faktor penyebab plagiarisme itu adalah lemahnya etika akademik, kohesi dengan penegakan hukum, dan lemahnya filtering orisinalitas ciptaan. Banyak kasus ditemukan mengenai plagiarisme dalam skripsi, tesis, serta disertasi. Sebut saja artikel BP di Jakarta Post, dan artikel AA di Kompas yang merupakan bukti plagiarisme.Dijelaskan juga mengenai tipe plagiarisme yaitu plagiarisme ide, plagiarisme kata demi kata, plagiarisme atas sumber, dan plagiarisme kepengarangan. Terdapat juga tipe “self plagiarism”, seperti pendaurulangan karya, dan publikasi ganda.



Plagiarisme bukan sekedar permasalahan etika, tetapi plagiarisme juga merupakan permasalahan hukum. Plagiarisme merupakan topik yang sangat menarik untuk dibahas.“Tahun ini kita mengambil topik plagiarisme karena kita sudah melihat beberapa kasus di beberapa perguruan tinggi di Indonesia di mana banyak guru besar atau calon guru besar yang kedapatan melakukan tindakan plagiat,” ujar Esterina. Ia juga menyebutkan bahwa kejujuran intelektual harus terus dibicarakan di setiap perguruan tinggi. Hal ini sejalan dengan visi UPH yaitu Godly Character. Kejujuran intelektual ini adalah bagian dari Godly Character, yang ingin kita seminasikan ke internal UPH dan juga kepada publik.



Seminar ini diikuti para dosen UPH, serta pustakawan dari kementrian kesehatan, kementrian luar negri, kementrian keuangan, hingga kementrian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, dihadiri juga oleh pustakawan dari perguruan tinggi seperti Universitas Muhammadiyah Tangerang, Universitas Al-Azhar Indonesia, STBA Buddhi, STMIK Muhamadiyah, STIKES YATSI, dan institusi lainnya seperti Yayasan LIA Jakarta.Seminar Plagiarisme ini merupakan bagian dari rangkaian acara tahunan The Johannes Oentoro Library (Libanev) 2014, selain kompetisi design banner website dengan tema Plagiarisme. ”kami berharap kompetisi ini dapat menghasilkan karya original dari mahasiswa dan akan kami gunakan untuk mensosialisasikan plagiarisme kepada publik melalui website dan sosial media ,” tambah Esterina.(kyc)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline